Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

TOMMY WINATA: Kecewa, siap alihkan dana dari proyek Jembatan Selat Sunda

JAKARTA--Pemrakarsa proyek jembatan selat sunda yang tergabung dalam PT Graha Banten Lampung Sejahtera siap mundur dari proyek yang dijadwalkan memasang pilar pertama pada 2014. Mereka siap mengalihkan dana ke proyek infrastruktur raksasa lain.

JAKARTA--Pemrakarsa proyek jembatan selat sunda yang tergabung dalam PT Graha Banten Lampung Sejahtera siap mundur dari proyek yang dijadwalkan memasang pilar pertama pada 2014. Mereka siap mengalihkan dana ke proyek infrastruktur raksasa lain.

 
Niatan itu muncul karena ada perbedaan pendapat di kalangan pemerintah soal proyek yang diprediksi menghabiskan dana lebih dari Rp100 triliun itu.
Bahkan, kalangan DPR pernah memprediksi biaya pembangunan jembatan itu mencapai Rp150 triliun.
 
Polemik proyek ini muncul ketika Peraturan Presiden No.86/2011 tentang Pengembangan Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda (KSISS) dinilai harus direvisi dan mengatur penjaminan pemerintah. Sementara peraturan itu menyebut pembangunan murni dilakukan swasta tanpa sokongan APBN.
 
"Dengan atau tanpa kami, berundinglah agar segera (di)putus(kan titik temunya)," kata Komisaris Utama PT Graha Banten Lampung Sejahtera (GBLS) Tommy Winata saat berdiskusi dengan jajaran Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di Jakarta, Senin (21/1).
 
PT GBLS merupakan konsorsium yang terdiri dari PT Grup Artha Graha milik pengusaha Tommy Winata bersama Pemprov Banten serta Pemprov Lampung. Lembaga ini dibentuk sesuai Peraturan Presiden No.86/2011.
 
Tugas konsorsium yakni melakukan studi, mencari pendanaan hingga menyiapkan pola kerja sama jembatan selat sunda. Meski semula terlihat mulus, proyek ini tersandera konflik hingga pertengahan tahun lalu konsorsium menawarkan saham kepada pemerintah.
 
Disinggung soal kerugian karena mundur dari proyek, Tommy mengaku tidak bisa menyebut angka pasti. Namun, ia menilai ada kerugian waktu yang tak ternilai. 
 
"Studi kelayakan dan pembiayaan prinsipnya sekarang di tangan," jelas pria yang mengaku mengaku 10 tahun terakhir telah menyiapkan proyek itu dengan melibatkan ahli dari sejumlah negara.
 
Tommy juga menegaskan dana pembangunan yang sudah siap cair itu berasal dari investor China. Hanya karena ketidakpastian dasar hukum maka dana itu akan dialihkan dalam proyek infrastruktur lain di Indonesia.
 
Sebagai informasi tambahan, impian menyambung Jawa dengan Sumatra telah didengungkan sejak 1960-an. Kala itu diwacanakan pembangunan terowongan, hanya saja akhirnya infrastruktur berupa jembatan dinilai lebih memungkinkan.
 
Dalam rancang bangun yang diajukan konsorsium, jembatan selat sunda akan memiliki panjang 60 kilometer dengan lebar 60 meter. Selain bisa dilalui kendaraan roda empat, jembatan itu juga akan dilengkapi jalur kereta api dan jaringan optik. (faa)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Editor : Fahmi Achmad
Sumber : Miftahul Ulum

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper