Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SUBSIDI PANGAN: Kadin minta ditingkatkan pemerintah

JAKARTA--Kamar Dagang dan Industri Indonesia menilai pemerintah perlu meningkatkan subsidi pangan. Adapun saat ini subsidi pangan hanya 6,26% jika dibandingkan dengan total subsidi energi.

JAKARTA--Kamar Dagang dan Industri Indonesia menilai pemerintah perlu meningkatkan subsidi pangan. Adapun saat ini subsidi pangan hanya 6,26% jika dibandingkan dengan total subsidi energi.

 
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengungkapkan subsidi energi berupa minyak bumi saat ini telah mencapai Rp193,8 triliun, dan subsidi listrik mencapai Rp80,9 triliun. Sementara subsidi untuk pangan hanya Rp17,2 triliun. 
 
Padahal pertumbuhan nilai ekspor sektor pertanian tahun lalu dibandingkan dengan tahun sebelumnya mencapai 10,05% dibanding dengan tahun 2011. Nilai ekspor produk pertanian mencapai US$5,16 miliar selama periode Januari 2012--November 2012 dari periode yang sama tahun sebelumnya US$4,68 miliar, padahal total ekspor non migas turun 5,17% menjadi US$140,76 miliar dari US$148,42 miliar.
 
Sementara pada periode yang sama sektor industri mengalami penurunan pertumbuhan 4,64% menjadi US$107,04 juta, dan pertambangan turun hingga 9,29% menjadi US$28,55 juta.
 
Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Industri Makanan dan Peternakan Juan Permata Adoe mengungkapkan industri makanan dan minuman berpotensi tumbuh lebih besar, terutama mengingat tingginya volume bahan baku dari pertanian yang belum diolah di alam negeri.
 
"Meski demikian pemerintah perlu memetakan industri-industri prioritas serta memperhatikan percepatan ketersediaan lahan untuk pertanian, perkebunan dan peternakan," ujarnya, Kamis (17/1/2013).
 
Sebab itu kamar dagang dan Industri menekankan pentingnya efisiensi, peningkatan daya saing, dan dorongan untuk memacu perkembangan industri hilir di bidang agrobisnis, pangan, dan peternakan.
 
Guna mendorong hal tersebut, lanjut Juan, Kadin mendorong dukungan inovasi teknologi tepat guna, distribusi dan pemasaran, dan fasilitas pembiayaan dan perbaikan regulasi untuk sektor pertanian.
 
Aviliani, Pengamat Ekonomi Indef, sepakat dengan usul tersebut. Menurutnya yang diperlukan sektor pertanian adalah pola insentif seperti subsidi dan asuransi.“Ini harus diperhatikan, kalau dilepas sepertinya tidak mungkin. Selain itu yang tak kalah penting adalah bagaimana menstabilkan harga pangan,” ungkapnya. (msb)
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis :
Editor : Martin-nonaktif
Sumber : Rika Novayanti

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper