Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BEA KELUAR CPO: Tak perlu perubahan, industri hilir butuh dukungan

JAKARTA: Industri minyak nabati Indonesia mengusulkan tak perlu ada perubahan struktur bea keluar minyak sawit mentah demi mendukung upaya penghiliran di dalam negeri.

JAKARTA: Industri minyak nabati Indonesia mengusulkan tak perlu ada perubahan struktur bea keluar minyak sawit mentah demi mendukung upaya penghiliran di dalam negeri.


Ketua Umum Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) Sahat M. Sinaga mengatakan investor yang telah menanamkan modal di bidang industri hilir kelapa sawit di Tanah Air memerlukan konsistensi kebijakan.


Menurutnya, penerapan bea keluar progresif untuk crude palm oil (CPO) sebesar 7,5%-22,5% dan 2%-11,5% untuk produk turunan CPO berhasil menarik investor rafinasi (refinery) ke Indonesia.


Sepanjang 2012, investasi di Indonesia mendekati US$1,02 miliar untuk industri rafinasi,special oils and fat dan oleochemical. Kapasitas rafinasi mencapai sekitar 25 juta ton (feedstock) CPO atau meningkat dari 20,6 juta ton pada akhir 2011.


“Selisih pajak ekspor RBD oils, seperti olein dan stearin, berkisar 5,5%-9,5% di bawah pajak ekspor CPO mampu memberikan competitive edge bagi produk hilir,” katanya kepada Bisnis di Jakarta, Rabu (16/1).


Dengan perbedaan pajak ekspor yang signifikan itu, biaya tambahan (extra cost) akibat beban angkutan, handling and loading cost di pelabuhan dan freight cost yang biasanya lebih mahal dibanding negara tetangga, dapat diatasi.


Sebaliknya, produk turunan sawit di Malaysia kalah bersaing dengan produk sejenis dari Indonesia dan menyebabkan kapasitas sebagian besar industri hilir berada dalam kondisi idle.


Utilisasi industri hilir negeri jiran menurun drastis dan kapasitas produksi refinery-nya selama bertahun-tahun tak bergerak dari 600-650 ton per hari atau jauh dari Indonesia yang kini 1.000 ton per hari. (arh)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis :

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper