Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KALEIDOSKOP 2012: INFRASTRUKTUR, Jalan tol jadi Primadona

TAHUN 2012 bisa disebut sebagai tahun konstruksi jalan tol & kepastian bagi sektor usaha tersebut, menyusul diterbitkannya UU No.2/2012 dan Perpres No.71/2012, tentang Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum.Aturan tersebut banyak

TAHUN 2012 bisa disebut sebagai tahun konstruksi jalan tol & kepastian bagi sektor usaha tersebut, menyusul diterbitkannya UU No.2/2012 dan Perpres No.71/2012, tentang Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum.Aturan tersebut banyak ditunggu pengusaha jalan tol maupun proyek infrastruktur lainnya, karena menjadi penentu kepastian pelaksanaan pembebasan tanah yang seringkali menjadi kendala utama dalam kegiatan konstruksi proyek.Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Ahmad Ghani Gazaly mengatakan sepanjang 2012, ada satu ruas tol baru yang resmi dioperasikan, yaitu ruas Cinere-Jagorawi seksi satu sepanjang 3,7 kilometer.Sementara itu, untuk tol yang dibangun ada delapan ruas antara lain Cikampek-Palimanan, Semarang-Solo, Solo-Ngawi, Mojokerto-Kertosono, Surabaya-Mojokerto, Gempol-Pandaan, dan Nusa Dua-Ngurai Rai.“Tahun ini memang cukup banyak proyek tol yang sedang dibangun, karena proses pembebasan tanahnya sudah cukup memadai, atau juga karena pinjaman perbankan sudah diteken. Artinya, perkembangan bisnis jalan tol selama 2012 saya nilai cukup baik dibandingkan dengan tahun lalu,” ujar Ghani.Selain dari delapan ruas tol yang didanai swasta itu, Kementerian Pekerjaan Umum tahun ini juga sudah memulai konstruksi awal dua proyek yakni jalan tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan dan Medan-Kuala Namu.Adapun pembiayaan kedua ruas itu bersumber dari APBN, menyusul perhitungan tingkat kelayakan proyek yang belum memadai, tanpa adanya dukungan dari pemerintah.Pada bagian lain, di tengah gencarnya pembangunan infrastruktur melalui program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), menarik menyimak kinerja konstruksi sepanjang 2012.Data yang dikeluarkan Asosiasi Kontraktor Indonesia (AKI), Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi) dan BCI Asia memberi catatan khusus pada kinerja BUMN dan swasta.AKI mencatat dari target penggarapan proyek konstruksi selama tahun ini sebesar Rp150 triliun oleh anggotanya, sejumlah BUMN seperti PT Pertamina, PT Pelindo, dan PT PLN berkontribusi sebesar 65% terhadap realisasi belanja konstruksi Rp130 triliun per 26 Desember. Selebihnya merupakan proyek APBN.Rendahnya realisasi proyek APBN disinyalir karena terlambatnya proses lelang yang berdampak pada penyerapan anggaran yang rendah pada sebagian besar kementerian.Jika AKI menunjuk pada subjek pembangun, data yang dirilis BCI Asia merujuk pada objek atau jenis konstuksinya. Lembaga konsultan itu menyebutkan realisasi belanja konstruksi hingga November 2012 mencapai Rp312,09 triliun, naiktajam dari Rp212,49 triliun pada 2011.Riset Manager BCI Asia Cahyono Siswanto memperkirakan hingga akhir bulan ini angka realisasi tidak banyak berubah karena tidak banyak kontrak besar yang terjadi.BCI Asia menyebutkan sektor properti menjadi penyumbang terbesar mencapai 52% atau sekitar Rp158,12 triliun. Sementara konstruksi sipil seperti pembangunan jalan, jembatan, dan berbagai proyek infrastruktur lainnya mengambil porsi Rp153,97 triliun.Kinerja konstruksi sipil kurang maksimal selain karena masalah akuisisi lahan dan lelang yang memakan waktu lama, juga karena anggaran APBN yang dialokasikan untuk infrastruktur umumnya naik hanya sekitar 10%-15%.“Jika melihat proyek pemerintah, BUMN, dan swasta, nampak bahwa proyek BUMN lebih dominan. Tahun depan, BUMN transportasi seperti PT Angkasa Pura, PT Pelindo, dan BUMN semen dan manufaktur akan lebih besar,” ujar Cahyono yang dihubungi Bisnis, Kamis (27/12).Cahyono menilai besarnya peran BUMN dan swasta karena mereka memiliki program yang jelas, khususnya dalam pengembangan usaha. Indikasi paling jelas ialah berkembangannya berbagai kawasan industri.“Properti akan tetap didominasi swasta, sementara investasi asing juga akan meningkat khususnya dalam pengambagan kawasan industri, memang akan lebih pada pengembangan,” ujarnya.Dampak dari pengembangan usaha itu, banyak swasta mulai beramai-ramai membangun pelabuhan atau dermaga yang bertujuan menunjang mobilitas hasil perusahaan. Swasta dan BUMN juga akan menyasar sektor jalan tol yang diprediksi bertumbuh pada 2013.Belanja konstruksiHal senada diungkapkan Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi) yang memprediksi sektor properti dan jalan tol akan menjadi primadona dengan pemain utama swasta dan BUMN.Swasta akan memainkan peran sentral dalam properti, sementara BUMN akan menancapkan taji lebih dalam pada usaha pembangunan jalan tol dan jembatan dengan bentang yang panjang.Gapensi merilis realisasi belanja konstruksi nasional tahun ini mencapai Rp330 triliun, sedangkan 2013 diprediksi naik mencapai minimal Rp400 triliun.“Angka Rp400 triliun itu minimal, kemungkinan akan lebih dari jumlah tersebut,” ujar Soeharsojo dalam paparan kilas balik perkembangan dunia konstruksi di Indonesia, Jumat (28/12).Menurutnya, jumlah itu berasal dari berbagai jenis pembiayaan dari pemerintah pusat, daerah, BUMN, BUMD dan swasta. MP3EI dilihat sebagai stimulus pembangunan infrastruktur, sedangkan sektor properti dan jalan tol diprediksi menjadi yang paling banyak diincar swasta dan BUMN.Properti dinilai akan terus berkembangkan karena kebutuhan akan hunian dan anggaran yang tidak bergantung pada pemerintah. Properti juga akan terus dibangun oleh swasta yang membutuhkan.“Permintaan properti terus meningkat, anggaran pembangunan juga tidak dari pemerintah, sehingga sektor ini akan terus berkembang di tahun mendatang,” ujarnya.MP3EI akan lebih mendorong investasi di lingkungan swasta di berbagai bidang. Mekanisme kerja sama pemerintah dan swasta diyakini akan memberikan peluang investasi lebih besar kepada swasta. Investasi swasta ini pada akhirnya akan lebih besar dari investasi pemerintah.“Jalan tol rata-rata bernilai di atas Rp10 triliun, investasi di bidang ini sangat diminati. Ini tidak hanya mengandalkan proyek pemerintah, tetapi juga ada proyek swasta,” ungkap Soeharsojo. ([email protected]

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Sumber : Thomas Mola & Mia Chitra D.

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper