KERAJINAN BALI: Pasar ekspor belum bergairah

DENPASAR: Perajin Bali terkenal kreatif memproduksi aneka barang cindra mata untuk mata dagangan ekspor, hanya saja pasar di negara konsumen belum bergairah.Pengusaha tetap berproduksi aneka kerajinan berbahan baku kerang misalnya, untuk konsumen mancanegara hanya volumenya disesuaikan perkembangan pasar, kata eksportir Made Wija di Denpasar, Kamis (18/10).Situasi ekonomi negara konsumen terutama di negara kawasan Eropa, Amerika Serikat belum kondusif maka realisasi pengiriman barang maupun perolehan devisanya berkurang tahun 2012.Namun masih ada keberuntungan bagi pengusaha kecil di Bali, berkat ramainya turis asing, termasuk pelancong dalam negeri yang berlibur ke daerah ini, maka ada saja pembeli walau secara eceran, kata Wija.Kepala Seksi Ekspor Disnas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali, Putu Bagiada, di tempat terpisah membenarkan perolehan devisa dari kerajinan kerang agar berkurang tahun ini.Aneka ragam kerajinan Bali yang dipasarkan ke luar negeri rata-rata mengalami kemerosotan dalam perolehan devisanya, akibat krisis ekonomi global, termasuk kerajinan kerang melorot hingga 56 persen.Khusus cindra mata berbahan baku kerag yang diterbangkan ke pasar ekspor sebanyak 404.552 pcs bernilai 446.232 dolar (Januari-Agustus 2012), pada hal periode sama sebelumnya mencapai satu juta dolar."Aneka kerajinan kerang yang kami padukan dengan ukiran dari bahan baku perak dan emas memang diminati konsumen luar negeri, haya saja pengirimannya sedikit," kata Made Wija, pengusaha kerajinan perak di Gianyar.Ia yang mempekerjakan sekitar 25 pengrajin dari berbagai keahlian di bengkel kerjanya di Desa Celuk, memproduksi mata dagangan bernilai seni dengan rancang bangun sesuai perkembangan zaman dengan sentuhan budaya lokal.Berbagai jenis binatang berbahan baku kerang yang menjadi pelengkap hiasan perak berukir khas Bali, memiliki ciri khas sehingga banyak dipesan konsumen luar negeri, terutama di Australia, Hong Kong, Singapura, dan Amerika Serikat. (Antara/Bsi)