Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KORO PEDANG diujicobakan di Bojonegoro, dibeli Rp3.000 per kg

BOJONEGORO: Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Bojonegoro, Jawa Timur melakukan uji coba mengembangkan tanaman koro pedang (canavalia ensiformis) seluas 40 hektare di kawasan hutan di Kecamatan Kepohbaru, Temayang, dan Gondang.

BOJONEGORO: Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Bojonegoro, Jawa Timur melakukan uji coba mengembangkan tanaman "koro pedang" (canavalia ensiformis) seluas 40 hektare di kawasan hutan di Kecamatan Kepohbaru, Temayang, dan Gondang.

 

Ketua KTNA Bojonegoro Sarif Usman mengatakan, pengembangan tanaman "koro pedang" ini, dilakukan para petani pada musim kemarau, setelah memperoleh masukan dari seorang pengusaha Pasuruan dan Boyolali, Jateng, yang bersedia membeli produksi tanaman itu.

 

Para petani, lanjutnya, memperoleh benih biji koro pedang dari pengusaha itu dengan harga Rp25 ribu per kilogram dan hasilnya dibeli dengan harga Rp3 ribu per kilogram.

 

"Para petani sudah mulai memanen koro pedang yang pertama," katanya di Bojonegoro, Minggu (22/07).

 

Ia menyebutkan, tanaman koro pedang yang masa tanamnya selama enam bulan itu, bisa menghasilkan berkisar 1-1,5 kilogram per pohon dengan masa panen tiga kali.

 

Menurut dia, tanaman koro pedang ini, memiliki keunggulan bisa ditanam di lahan kering dan tidak terlalu membutuhkan air.

 

Selain itu, lanjutnya, tanaman koro pedang bisa menjadi tanaman alternatif sebagai pengganti tanaman tembakau di musim kemarau.

 

"Kacang koro pedang yang dibeli pengusaha itu, dikirim ke Singapura sebagai bahan "abon"," katanya.

 

Sarif mengaku, masih belum bisa memastikan keuntungan yang diperoleh dengan menanam koro pedang itu, karena masa panen belum berakhir.

 

Namun, katanya, kalau memang tanaman koro pedang itu menguntungkan petani, akan dikembangkan di lahan kering, terutama di kawasan hutan di wilayah selatan.

 

"Tanaman koro pedang bisa tumbuh di bawah pohon, termasuk di sela-sela tanaman jati," katanya.

 

Secara terpisah seorang petani Desa Plumpang, Kecamatan Plumpang, Tuban, Alimun (32), mengaku, menanam koro pedang di lahan miliknya seluas 1 hektare.

 

"Hanya saya yang menanam koro pedang di wilayah Plumpang, sebab para petani masih belum berani ikut menanam takut produksinya tidak ada pembelinya," katanya.

 

Menurut dia, besar kemungkinan para petani bersedia menanam koro pedang, sepanjang ada jaminan produksinya ada pembelinya. (Antara/Bsi)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Sumber : Newswire

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper