Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KONVERSI BBG: Dana Konverter Kit Dari Kementerian Perindustrian Rp500 Miliar

JAKARTA--Keberhasilan program konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG)  harus didukung dari berbagai aspek, mulai dari pasokan gas, Sarana Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG), serta converter kit.

JAKARTA--Keberhasilan program konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG)  harus didukung dari berbagai aspek, mulai dari pasokan gas, Sarana Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG), serta converter kit.

Pada tahun depan pemerintah kembali menyediakan sejumlah converter kit, meskipun masih berasal dari impor.Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan  tahun ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sudah menyediakan sekitar 15.000 converter kit, yakni 14.000 untuk angkutan umum dan 1000 untuk percontohan, seperti instansi pemerintah."Kan sudah dimulai pakai anggaran Kementerian ESDM tahun ini, tahun depan dilanjutkan pakai anggaran Kementerian Perindustrian," ujarnya, sebelum menghadiri rapat tertutup bersama Menteri ESDM, Wamen ESDM, Dirjen MIgas, Direktur PGN, Kepala BP Migas mengenai Harga Gas Industri di kantor Kementerian ESDM, Selasa (19/6/2012).Menurut Hidayat, anggaran penyediaan converter kit dari anggaran Kementerian Perindustrian sekitar Rp 500 miliar-Rp 600 miliar. "Ini sambil mempersiapkan industrinya di Indonesia, termasuk BUMN dan investor asing," tambahnya.Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mendorong sektor swasta untuk bekerja sama dalam melakukan penghematan energi nasional. Adapun bentuk kerjasama yang dilakukan adalah dengan turut serta menyediakan konverter kit untuk mensukseskan kebijakan konversi BBM ke bahan bakar gas (BBG).Sementara itu, Asosiasi Perusahaan CNG Indonesia (APCNGI) menunggu kepastian dari pemerintah mengenai kejelasan keterlibatan swasta dalam proyek konversi BBM ke BBG.Danny Praditya, Ketua APCNGI, mengatakan bahwa semua anggota asosiasi telah sepakat meminta pemerintah untuk melibatkan pihak swasta yang telah terlebih dahulu merintis dunia CNG tanpa adanya insentif dari pemerintah baik dalam percepatan penyediaan infrastruktur BBG maupun dalam menyusun kebijakan terkait, seperti alokasi dan harga beli maupun jual gas di hulu dan hilir."Saat ini kita masih menunggu, mau dikasih kesempatan yang mana, pada dasarnya kami siap melakukan investasi, namun kami menunggu aturan main dan model bisnis yang diterapkan pemerintah dengan ditunjukknya Pertamina sebagai kordinator percepatan infrastruktur 2012," kata Danny beberapa waktu lalu.Erwin Wijaya, Direktur PT Setindo Raya, sekaligus konsultan CNG, mengatakan bahwa program pemerintah dalam menyediakan sekitar 15.000 converter kit cukup membingungkan. Menurutnya, tidak jelas mengenai jenis converter kit yang disediakan."Mesin mobil jenisnya banyak. Yang menggunakan diesel dan bensin kan mesinnya tidak sama, beda, converter kit mana yang digunakan" kata Erwin di kantor Kementerian ESDM.

Belum lagi, sambungnya, kapasitas mesin yang berbeda-beda, ada yang 1300 cc, 1400 cc, 1500 cc, dan 1600 cc."Kalau nggak tepat, bisa jadi kan sebelum pakai converter kit mobil baik-baik saja, tapi ketika menggunakan jadi bermasalah," lanjutnya.

Semua harus tepat, pemerintah harus bisa menyediakan converter kit yang bisa digunakan oleh semua jenis kendaraan.Selain itu, gas yang disuplai juga memiliki komposisi yang tidak sama. Misalnya, gas yang disuplai di SPBG Margonda tentu berbeda dengan yang ada di SPBG Pinang Ranti dan sebagainya. "Namanya gas alam, sumber beda, tentu kualitas juga beda. Jadinya kan orang pilah-pilih SPBG, ada yang ramai, ada yang sepi," jelasnya.Menurutnya, dibutuhkan converter kit yang pintar, yang bisa membaca jenis-jenis gas. Komposisi gas berbeda-beda, ada yang mengandung metan 70 %, kemudian ada yang 95 %. Gas alam memang murah dan tidak perlu banyak proses, namun harus diingat bahwa komposisi gas tidak sama."Yang ada saat ini sangat membingungkan kami, membingungkan industri, converter kit yang ada sekarang untuk kendaraan yang seperti apa," ungkapnya.Ketika ditanya apakah pihaknya akan mengikuti himbauan pemerintah mengenai penyediaan converter kit, Erwin mengatakan bahwa pihaknya sedang memproduksi converter kit sendiri, converter kit yang bisa menerima seluruh komposisi gas. Namun, sudah dikontrak oleh negara lain terlebih dahulu.Sebuah negara yang seluruh converter kitnya akan diganti. "Saya tidak boleh sebut. Mereka dapat problem gas beda-beda, jadi orang mau isi gas juga pilih-pilih, akhirnya mereka akan ganti semua," jelasnya. (bas)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Sumber : Riendy Astria, Vega Aulia

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper