Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KONFLIK LAHAN coreng konservasi hutan Grup Sinar Mas

JAKARTA: Direktur Eksekutif Greenomics Indonesia Elfian Effendi menilai program konservasi hutan Grup Sawit Sinar Mas, Golden Agri Resources (GAR/PT SMART) menjadi tercoreng akibat kasus penembakan dan penangkapan petani menyusul konflik lahan atas perkebunan

JAKARTA: Direktur Eksekutif Greenomics Indonesia Elfian Effendi menilai program konservasi hutan Grup Sawit Sinar Mas, Golden Agri Resources (GAR/PT SMART) menjadi tercoreng akibat kasus penembakan dan penangkapan petani menyusul konflik lahan atas perkebunan sawit milik Grup sawit Sinar Mas (PT SMART) di Padang Halaban, Kabupaten Labuhan Batu Utara, Sumatera Utara.Kasus penembakan terhadap petani di Padang Halaban merupakan kasus kedua yang melibatkan perusahaan-perusahaan Grup sawit Sinar Mas selama 2 tahun terakhir ini."Pertengahan Januari 2011 lalu, juga terjadi penembakan terhadap petani Karang Mendapo, Sarolangun, Jambi. Ini terkait dengan PT Kresna Duta Agroindo, salah satu perusahaan sawit milik grup Sinarmas," ujarnya dalam siaran, Jumat 8 Juni 2012.Elfian menilai program konservasi hutan Grup Sawit Sinarmas, yang mendapat dukungan penuh dari Greenpeace itu, harus mampu menghentikan terulangnya praktik-praktik kekerasan terhadap petani dan masyarakat, apalagi hingga terjadi penembakan."Greenpeace harus turun tangan untuk  meminta Grup Sawit Sinarmas tersebut agar memastikan tidak ada lagi praktik-praktik kekerasan tersebut terjadi lagi."Menurutnya, Greenpeace bisa saja mengancam untuk menghentikan dukungannya kepada program konservasi hutan Grup sawit Sinar Mas tersebut.

Jika grup konglomerat sawit tersebut tidak mampu memastikan tidak akan ada lagi praktikk kekerasan terhadap operasi perkebunan sawit Grup sinarmas di masa datang.Kepala Juru Kampanye Greenpeace Indonesia Bustar Maitar megakui telah terjadi konflik anak perusahaan Grup Sinar Mas dengan petani.“Mereka harus ikut bertanggung jawab dengan apa yang terjadi dan segera mengambil langkah penyelesaian konflik dengan masyarakat,” ujarnya. (ra)

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper