JAKARTA: Arsitek Oryza Angga Irawan tampil sebagai pembicara dalam diskusi dan mempresentasikan pengalaman dalam bidang arsitektur besok Jumat 1 Juni 2012 di Danes Art Veranda dalam progran “Architect Under Big 3”.Dia akan setelah berkunjung ke Jepang beberapa waktu. Sebuah keberuntungan yang sangat langka bagi Oryza Angga Irawan dapat ikut dalam sebuah program yang pertukaran kebudayaan dan informasi antara Jepang dan perwakilan negara – negara di Asia yang diprakarsai oleh seorang “star-chitect” dunia, Tadao Ando.Program ini menjadi sebuah titik tolak bagi Oryza untuk memperkaya wawasan dan membuka mata perkembangan dunia arsitektur di luar Indonesia.Jepang menjadi sebuah pembelajaran yang menarik dalam perjalanan berarsitektur seorang Oryza. Karya – karya arsitek Tadao Ando dapat dinikmati dan dipahami secara “live”. Salah satu kegiatan lainnya adalah internship di sebuah biro ternama Takenaka Corporation, memberi kesempatan pada Oryza untuk merasakan bagaimana atmosfir kerja yang terjadi di dalamnya.Belajar menjadi orang Jepang dengan waktu yang singkat akan menjadi cerita yang akan dibagikan Oryza untuk rekan-rekan seprofesi ataupun khalayak umum. Diharapkan pengalamannya dapat membantu memperkaya informasi dan mendorong rekan-rekan untuk mengambil setiap kesempatan yang ada, bahkan kesempatan kecil sekalipun.Oryza Angga Irawan, akrab disapa Oryza, lahir pada 1 Desember 1983 di Klungkung, Bali. Menyelesaikan studi arsitekturnya dari Universitas Brawijaya pada tahun 2007. Pada tahun 2007 pula dia melakukan internship di Takenaka Corporation Head Office Osaka melalui dana Tadao Ando Foundation dalam program Osaka Invitational Program for Short-Term Overseas Trainees in Archiitecture and Art.Saat ini, Oryza bekerja di Bensley Design Studios Bali dan aktif sebagai rekan ASIA Strategic Partnership bersama Eka Swadiansa dan Profesor Guenter Nitschke.Architects Under Big 3 (AUB3) diselenggarakan pada hari Jumat pertama tiap bulan yang dibawakan oleh arsitek muda usia di bawah 30 tahun. Dalam kegiatan ini arsitek muda diberi kesempatan untuk mempresentasikan karya arsitektur beserta pemikiran mereka pada publik melalui presentasi nonformal yang diteruskan dengan diskusi santai.Bertempat di Danes Art Veranda, peserta diberi kebebasan untuk memilih ruangnya sendiri -di halaman, dek, rooftop, galeri- dimanapun tempat dimana mereka rasa paling nyaman untuk berbagi cerita dengan pendengarnya. Melalui pendekatan ini, arsitek muda beserta ide dan karya arsitekturnya berkesempatan untuk mendapatkan ruang berkomunikasi dengan khalayak yang lebih luas, baik khalayak awam arsitektur maupun khalayak arsitektur. (faa)
BERITA LAINNYA:
- PROYEK HAMBALANG: Audit BPK Selesai 100 Hari Lagi
- BURSA EROPA Memerah, Terseret Kegagalan Penjualan Obligasi Italia
- GITA WIRJAWAN: Penyatuan Zona Waktu Untuk Efektivitas Bisnis
- KRISIS EROPA: Ini Dia Kata Sri Mulyani Soal Dampaknya Ke Indonesia
- HENRY Vs RUHUT: Dari Debat Corby Sampai Angkat Gelas, Perseteruan Bakal Berlanjut?
- 10 PERUBAHAN APPLE: Bikin Steve Jobs Bangkit Dari Kubur
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel