Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

 

Proyeksi produksi susu segar dan pasar

susu  Indonesia (juta ton)

Tahun

Produksi

Kebutuhan

2010

0,69

3,1

2011

0,80

3,2

2012

0,80

3,5

2013

0,80

3,8

2014

0,80

4,0

2015

0,80

4,2

Sumber: Dewan Persusuan Nasional, 2012

 

 

 

JAKARTA: Pemerintah menilai sektor persusuan di Indonesia dalam kondisi bisnis yang terjebak, sehingga produksi susu di dalam negeri yang mencapai 30% dari total kebutuhan di Tanah Air dianggap hal biasa.

 

Oleh karena itu, pemerintah akan mendorong permintaan susu segar, sehingga akan tercipta suasana kondusif untuk proses bisnis.

 

Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan mengatakan kondisi persusuan di Tanah Air sudah masuk ke dalam jebakan bisnis, sehingga tidak ada dorongan terhadap permintaan susu dan menjadi biasa (business as usual).

 

“Dengan program gerakan konsumsi susu segar, nanti ada presure demand. Selama ini, masuk ke dalam business trap, jadi business as usual, jadi semua [peternak sapi perah, industri pengolahan susu, masyarakat] kena trap [jebakan]. Impor [susu 70%] pun tidak masalah, suplai tidak susah, semua menjalankan seperti yang sekarang ini, sehingga kalau industri sapi perah sunset tidak ada masalah juga,” ujarnya saat konferensi pers Hari Susu Nasional 2012, Senin 28 Mei 2012.

 

Produksi susu segar pada 2011 hanya 690.000 ton, sedangkan pasar di Indonesia mencapai 3,2 juta ton. Untuk memenuhi defisit susu di dalam negeri, maka industri pengolahan susu mengimpor bubuk susu dari luar negeri untuk diolah menjadi susu olahan.

 

Peluang pasar susu di dalam negeri sangat besar dan masih terbuka lebar, karena selama ini masih bergantung pada impor lebih dari 70%. Di sisi lain konsumsi susu juga masih rendah hanya sekitar 11 kg per kapita per tahun.

 

Rusman memaparkan dengan gerakan mengkonsumsi susu segar itu, maka akan mendorong masyarakat untuk meningkatkan konsumsi, sehingga akan mendorong permintaan. "Tentu ada suasana yang lebih kondusif bagi proses bisnis. Business trap ini tidak mungkin bisa dihilangkan kalau tidak menggerakan demand."

 

Dia menuturkan upaya pemerintah untuk menciptakan permintaan susu, karena ada tujuan untuk menciptakan generasi anak-anak yang sehat.

 

Menurutnya, setiap upaya swasembada terhadap komoditas tertentu, maka harga komoditas itu di luar negeri lebih murah, sehingga keinginan untuk impor sangat besar, karena sangat menguntungkan.

 

“Termasuk susu, karena harganya lebih mahal di dalam negeri, sehingga IPS [industri pengolahan susu] lebih memilih impor. Harga susu di dalam negeri lebih mahal sehingga posisinya sulit.”

 

Pasar susu di Tanah Air pada tahun lalu sebesar 3,2 juta ton yang dipenuhi dari impor sebesar 75% atau 2,4 juta ton, sedangkan produksi dalam negeri 800.000 ton atau 25%. Selandia Baru dan Australia menjadi pemasok terbesar kebutuhan susu di Indonesia.

 

Dia menjelaskan dua komponen utama bahan baku susu yang diimpor yaitu skim mill powder dan anydrouse powder. (sut)

 

 

 

 

 

 

BACA JUGA:

Skandal seks DPR mulai terkuak

Kekhawatiran data China pukul saham pertambangan

Hasil F1 Monaco, Webber juaranya

Rossi masuk Honda gantikan Stoner?

Nilai tukar rupiah, gimana hari ini?

 

SITE MAP:

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper