Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ANGKUTAN PELABUHANOrganda sorot kesimpangsiuran data armada

 

 

JAKARTA: Organisasi Pengusaha Angkutan Darat dan Kendaraan Bermotor  di Jalan Raya (Organda) menyesali data jumlah armada angkutan pelabuhan di tanah air simpang siur. 
 
Karena itu, organisasi itu mendesak pemerintah dan instansi terkait di tiap provinsi mendata ulang jumlah armada pengangkut barang umum dan peti kemas yang beroperasi di seluruh Pelabuhan Indonesia, termasuk di Pelabuhan Tanjung Priok.
 
Ketua Organda Angkutan Khusus Pelabuhan (Angsuspel) Tanjung Priok Gemilang Tarigan  mengatakan pembaruan data tersebut sangat di perlukan dalam rangka mendukung program revitalisasi angkutan barang dan peti kemas sebagaimana yang diamanatkan dalam road map (peta jalan) sistem logistik nasional atau Siglognas.
 
Menurut Gemilang, untuk di DKI Jakarta saja hingga April 2012, Organda mencatat terdapat  503 Perusahaan angkutan  barang dan peti kemas yang beroperasi di Pelabuhan Priok dengan jumlah armada untuk pengangkut  general cargo 1.193 unit dan peti kemas 6.414 unit.
 
Namun, kata dia, data itu berbeda  dengan yang disampaikan Dinas Perhubungan DKI yang menyebutkan jumlah perusahaanya sama tetapi  jumlah armadanya berbeda. Menurut data Dishub DKI, jumlah armada pengangkut general cargo sebanyak 5.639 unit sedangkan pengangkut peti kemas 5.262 unit.
 
“Seharusnya dilaksanakan pemutakhiran data melalui registrasi ulang perusahaan angkutan pelabuhan oleh instansi terkait, agar  bisa diketahui jumlah armada yang beroperasi saat ini. Tidak seperti sekarang, simpang siur,” ujarnya kepada Bisnis hari ini Jumat 25 Mei 2012.
 
Gemilang mengatakan, idealnya registrasi ulang armada pelabuhan melibatkan rekomendasi dari asosiasi pengusaha terkait dalam hal ini Organda supaya diperoleh hasil keseragaman data jumlah armada di tiap provinsi seluruh Indonesia.
 
Dia mengatakan, pemutakhiran data armada pelabuhan tersebut sangat diperlukan seiring program pemerintah yang akan merevitalisasi/peremajaan angkutan barang di seluruh pelabuhan Indonesia. “Ini untuk menyeimbangkan supply and demand di tiap-tiap pelabuhan,”sergahnya.
 
Organda, kata dia, juga mengusulkan agar  jenis armada untuk angkutan peti kemas kosong (empty) juga dibedakan dengan angkutan peti kemas isi (full).”Untuk angkutan peti kemas kosong, cukup dengan sumbu belakang gandeng hanya satu sumbu dan mesin kurang dari 200 HP,”tuturnya.
 
Wakil Ketua Komite Tetap  Bidang Logistik dan Intermoda Kadin Indonesia Anwar Sata, mengatakan dalam   road map Sislognas yang sudah disetujui Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, telah di programkan revitalisasi/peremajaan 30.000 unit armada pengangkut barang dan sembilan bahan kebutuhan pokok (sembako) di seluruh Indonesia untuk periode 2012-2015.
 
Program revitalisasi angkutan barang tersebut, juga sudah mendapat dukungan dari Bank Indonesia dan sejumlah lembaga keuangan di dalam negeri.(sut) 
 
 
 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Editor : Sutarno
Sumber : Akhmad Mabrori

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper