YOGYAKARTA : Tim Pengendali Inflasi Daerah Provinsi D.I. Yogyakarta memprediksi inflasi pada Mei ini diperkirakan rendah atau berada pada kisaran 0,10%-0,15% yang dipicu oleh harga komoditas yang memiliki bobot inflasi mengalami penurunan.
Tim Pengarah Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) DIY, Mahdi Mahmudy mengatakan harga komoditas di kelompok Bahan Makanan dan Sandang yang memiliki bobot inflasi cukup tinggi seperti daging sapi, minyak goreng, nangka muda, cabe rawit dan emas perhiasan mengalami penurunan. “Turunnya harga penyumbang inflasi itu akan menahan laju inflasi bulan ini,”ujarnya di Yogyakarta, hari ini, Rabu, 23 Mei 2012.
Selain itu, lanjutnya, ada beberapa harga komoditas yang mengalami peningkatan, yaitu bawang merah mengalami peningkatan terkait dengan minimnya pasokan. Namun dalam waktu dekat diperkirakan harga kembali normal sejalan dengan datangnya musim panen.
“Harga ayam goreng dan gula juga meningkat disebabkan oleh peningkatan permintaan sejalan dengan masuknya musim hajatan dan musim liburan,” jelasnya.
Pasokan gula, lanjutnya, diperkirakan akan bertambah karena PG Madu Baru telah memulai musim giling tanggal 12 Mei 2012 lalu dengan target produksi tahun ini sebanyak 35.000 ton.
“Walaupun pemerintah menaikan HPP gula, namun dengan bertambahnya pasokan dan harga gula internasional yang sekarang hanya berkisar pada level USD 570 per ton, diperkirakan harga gula kedepan trend-nya akan menurun,”ujarnya.
Mengenai komoditas beras, walaupun memasuki penghujung panen raya namun harga beras masih stabil, bahkan cenderung turun. Jumlah stok beras yang ada di Gudang Bulog saat ini mencapai 24.000 ton.
“Hujan yang masih berlangsung hingga April turut membantu peningkatan produksi beras, terutama dari sawah tadah hujan. Produksi beras pada 2012 ini lebih baik dari tahun sebelumnya,”ujarnya.(msb)
SITE MAP:
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel