MALANG: Perajin tempe yang bergabung dalam Primer Koperasi Produsen Tahu dan Tempe Indonesia (Primkopti) Bangkit Usaha Sanan Kota Malang berharap pemerintah daerah memberikan subsidi kedelai menyusul tingginya harga bahan baku kedelai saat ini.
Choirul Anwar, Ketua II Primkopti Bangkit Usaha Sanan Kota Malang, mengatakan saat ini harga kedelai berkisar Rp6.750 per kg atau naik secara signifikan dari Rp5.500 per kg dalam kurun tiga bulan terakhir.
“Untuk menjaga kelangsungan produksi perajin tempe agar tidak gulung tikar, kami berharap pemerintah daerah memberikan subsidi kedelai kepada perajin. Karena sentra usaha tempe di Sanan sangat bergantung pada kelangsungan kedelai sebagai bahan baku utama,” kata Choirul Anwar di Malang, Senin, 21 Mei 2012.
Saat ini, di sentra industri tempe Sanan, terdapat 396 perajin yang tergabung dalam anggota Primkopti Bangkit Usaha. Dan setiap hari perajin membutuhkan tidak kurang 10 ton kedelai. Kedelai tersebut dipasok dari Surabaya dan Malang.
Akibat kenaikan harga kedelai tersebut, ujar dia, keuntungan yang dipetik perajin berangsur turun dari semula sekitar 30% menjadi 15%-20% dari harga jual tempe per potong Rp2.000-Rp2.500.
Guna menekan kerugian akibat mahalnya harga kedelai tersebut, perajin lanjut dia, sengaja memperkecil ukuran tempe atau menaikkan harga jual maksimal Rp500 per potong. “Dengan adanya subsidi kedelai dari pemerintah opsi untuk memperkecil ukuran maupun menaikkan harga jual bisa dihindari.”
Diakui, sejak subsidi terhadap kedelai dihentikan oleh pemerintah, perajin tempe harus menanggung biaya produksi yang meningkat menyusul melonjaknya harga bahan baku kedelai.
“Dengan adanya subsidi, maka secara otomatis akan mampu menjaga kelangsungan produksi tempe di Sanan,” jelas dia.(msb)
BERITA MARKET PILIHAN REDAKSI:
- BURSA EROPA: Koreksi Makin Dalam
- HARGA MINYAK: Tekanan Turunkan Harga Nyaris Ke Level Terendah
- TOPIK AKTUAL PILIHAN REDAKSI:
- Euro Touches 4-Month Low
- JANGAN LEWATKAN> 5 Kanal TERPOPULER Bisnis.com