Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

 

JAKARTA: Himpunan Pengusaha Muda Indonesia mendesak pemerintah segera memutuskan rencana kebijakan bahan bakar minyak karena situasi yang tidak jelas ini membuat pengusaha kebingungan.

 
Ketua Umum Hipmi Raja Sapta Oktohari mengatakan pemerintah harus bersikap tegas karena ketidakjelasan kebijakan BBM yang berlarut-larut ini telah dimanfaatkan oleh oknum-oknum untuk melakukan spkeluasi dengan cara menimbun atau menyelundupkan.
 
“Situasi yang tidak jelas ini, dimanfaatkan oknum dan spkeluan untuk menimbun atau menyelundupkan. Pemerintah harus segera mengambil keputusan,” ujar Okto seusai  diskusi mengenai Tarik ulur Konversi dan Pembatasan BBM Bersubsidi“ Rabu malam 16 Mei 2012.
 
Okto mengatakan apapun kebijakan yang akan ditempuh harus segera diputuskan meskipun akan ada konsekuensi dan imbasnya. Namun, jika pemerintah melakukan sosialisasi dengan baik, maka imbas negatif dari kebijakan itu bisa diminimalisir.
 
“Semakin cepat semakin baik. Apapaun kebijakan yang akan ditempuh, jangan sampai semua rencana yang sudah dibuat malah tidak ada yang jadi,” katanya.
 
Menurut Okto, sejak rencana menaikkan harga BBM yang akhirnya ditunda telah menimbulkan banyak penimbunan. Kondisi ini berlanjut, karena hingga kini pemerintah masih terlihat bimbang dalam memutuskan langkah yang akan diambil, baik itu rencana pengendalian penggunaan BBM maupun rencana konversi BBM ke gas.
 
Ketua Hipmi Bidang Energi dan Pertambangan M. Reza Ihsan Rajasa menambahkan pemerintah juga masih lamban melakukan sosialiasi rencana konversi BBM ke gas. Padahal, kata dia, kepastian rencana konversi itu membutuhkan persiapan yang cukup lama. Reza menambahkan kondisi yang serba tidak jelas ini semakin menurunkan daya saing pengusaha yang  akan menghadapi pasar bebas Asean pada 2015.
 
“Jangan sampai pengusaha lokal malah kesulitan bersaing saat Asean Econmic Community diberlakukan pada 2015,” ujarnya.
 
Reza mengatakan kepastian kebijakan energi ini dibutuhkan agar para pengusaha lokal bisa memperkuat posisinya terlebih dahulu sebelum bersaing dengan pengusaha Asean. (sut)
 

 

 

BACA JUGA:

10:58 - HARGA EMAS Naik 1,93 Sen Dolar/Gram

06:53 - EDITORIAL BISNIS: Kasus Korupsi Jangan Tertutup Karena Musibah Sukhoi

06:08 - BURSA EROPA: Indeks Stoxx 600 Jatuh Ke Posisi Terendah Tahun Ini

05:38 - BURSA WALL STREET: Indeks S&P 500 Turun Terpanjang Dalam Sebulan

02:25 - GAGALNYA LADY GAGA: Sold Out Dulu Baru Izin…?

01:55 - BLACK BOX SUKHOI: Ini Rute Perjalanan Panjang Kotak Hitam Setelah Ditemukan

01:46 - FINAL LIGA CHAMPIONS: Ujian Terberat DI MATTEO

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper