Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

 

JAKARTA : PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) terus melakukan tiga langkah untuk mengurangi penggunaan bahan bakar minyak pada tahun ini.
 
Direktur Konstruksi PLN Nasri Sebayang mengatakan PLN memahami permintaan Menteri ESDM Jero Wacik agar PLN tidak lagi menggunakan BBM mulai Juni 2012.
 
“Pesannya Pak Menteri itu PLN jangan lagi kembangkan PLTD. Tapi kalau di luar Jawa-Bali itu kalau ngga pakai BBM, mati lampu nanti karena pembangkit PLTU belum selesai,” ujar Nasri, hari ini.
 
Nasri mengatakan untuk ‘memerangi’ BBM ada tiga cara yang dilakukan PLN. Pertama adalah dengan membangun PLTU dan pembangkit berbahan bakar gas. Tahun ini, sebanyak 19 PLTU dalam program percepatan 10.000 MW Tahap I berkapasitas total 3.140,5 MW ditargetkan beroperasi.
 
“Untuk PLTU 10.000 MW, ini kita lakukan percepatan. Beberapa pembangkit sudah melakukan commissioing [pengetesan]. Tahun ini akan jadi tahun emasnya 10.000 MW,” ujarnya.
 
Cara kedua adalah dengan membangun Gardu Induk (GI) dan transmisi. Nasri menjelaskan jika pembangunan GI dan transmisi sudah sampai di suatu daerah, maka PLTD yang ada di sana akan dimatikan.
 
“Listriknya akan masuk ke GI dan transmisi untuk mematikan PLTD, seperti di Bengkulu misalnya, nanti listriknya bisa datang dari Lampung, Sumsel. Itu contoh saja, sebenarnya banyak lokasi lainnya di Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, banyak,” ujarnya.
 
Cara ketiga adalah dengan mempercepat penggunaan energi baru terbarukan, terutama di lokasi-lokasi yang remote, yang semula masih ada PLTD di sana. Sebelumnya pada Rabu (16/5), Pusat Investasi Pemerintah (PIP) sudah berkomitmen siap menyalurkan dana hingga Rp3,4 triliun untuk membiayai proyek energi terbarukan PLN pada tahun ini.
 
“Ini yang kami lakukan untuk efisiensi BBM. Selama cara-cara tadi belum selesei, apa boleh buat kami masih bakar BBM. Pesannya Pak Menteri itu jangan dibuat lagi pembangkit BBM, sudah capek negara ini bakar minyak. Dan memang PLN mulai tahun ini sudah ngga bangun lagi pembangkit BBM,” ujar Nasri.
 
Secara keseluruhan, PLN menargetkan penggunaan BBM tahun ini sekitar 7,2 juta kiloliter, turun dari realisasi tahun lalu sebesar 11 juta kiloliter. Penurunan konsumsi sekitar 4 juta kiloliter ini setara dengan mematikan PLTD hingga total 1.800 MW. Adapun dalam bauran energi tahun ini, peran BBM diharapkan menurun jadi 12%—13%, turun dari tahun lalu sekitar 21%.
 
Nasri menegaskan selain karena pemakaian BBM yang masih tinggi karena keterlambatan PLTU dan pasokan gas, PLN juga tetap membutuhkan subsidi tahun ini.
 
Faktor-faktor lainnya adalah perubahan asumsi harga minyak, nilai tukar, dan harga gas dan batu bara yang juga naik. Apalagi, PGN baru saja menetapkan harga baru untuk wilayah Jawa bagian Barat yang per 1 Mei dinaikkan dari US$6,7 per MMBTU jadi US$10,2 per MMBTU. 
 
Menurutnya, seringkali orang lupa bahwa harga gas dan batu bara juga naik, sehingga BPP PLN sebenarnya naik, tapi tarif listrik tidak boleh naik, sehingga PLN tetap membutuhkan subsidi. (sut)
 
 
 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper