Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

 

JAKARTA: PT Pertamina (Persero) akan memprioritaskan impor bahan bakar minyak (BBM) dan minyak mentah dari berbagai sumber, khususnya dari Petral sebagai perusahaan minyak nasional atau NOC (national oil company).
 
Hal itu untuk meningkatkan ketahanan pasokan energi nasional dan mendukung optimalisasi kinerja PT Pertamina Energy Trading Ltd (Petral) sebagai satu-satunya anak usaha Pertamina yang melakukan kegiatan trading atau biasa disebut sole trading arm.
 
Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan mengatakan dalam upaya memenuhi kebutuhan BBM nasional yang terus meningkat, Pertamina telah mengutamakan menyerap minyak mentah domestik untuk memenuhi kebutuhan kilang.
 
“Sistem pengadaan minyak mentah dan BBM yang dilakukan [Pertamina] selama ini telah berjalan dengan baik dan dengan prinsip-prinsip GCG [good corporate governance],” ujarnya melalui keterangan tertulis  hari ini.
 
Pertamina, lanjutnya, terus bertekad melakukan perbaikan secara berkesinambungan terhadap proses pemenuhan kebutuhan BBM nasional. Untuk itu, imbuhnya, perusahaan berupaya agar bisa melakukan impor langsung dari NOC, produsen minyak, dan pemilik kilang.
 
“Untuk itu, mulai kuartal ketiga 2012, kami akan melakukan langkah-langkah untuk merealisasikan rencana tersebut,” katanya.
 
Namun demikian, jelasnya, impor BBM dan minyak mentah itu harus dilakukan secara hati-hati, guna memastikan langkah tersebut tidak menimbulkan risiko, seperti kegagalan pasokan impor yang akan berakibat pada terjadinya krisis energi di dalam negeri. 
 
“Kami menyambut baik rencana pemerintah untuk menjembatani upaya kami tersebut karena kontrak langsung biasanya perlu didahului dengan pembicaraan secara government to government (G to G),” tutur Karen. 
 
Pasokan minyak mentah Pertamina berasal dari domestik sekitar 67%, Saudi Aramco 13%, dan Petral 20%. 
 
Selain sebagai trader, Petral yang 100% sahamnya dimiliki Pertamina, juga berfungsi sebagai market intelligent bagi BUMN migas itu.
 
Menurut Pengamat energi dari ReforMiner Institute Pri Agung Rakhmanto, impor BBM dan minyak mentah Pertamina sebenarnya tidak harus lewat Petral. “Pertamina-nya saja langsung sebagai NOC [perusahaan minyak nasional]. Petral hanya dipakai ketika memang harus melalui trader saja,” ujarnya.
 
Dia mengatakan pendekatan B to B langsung dengan produsen minyak untuk kontrak berjangka yang lebih panjang memang harus diperbanyak, sedangkan pembelian spot melalui trader harus terus dikurangi.
 
Pada 2011, Petral telah membukukan laba bersih US$47,5 juta atau naik 53% dibandingkan dengan 2010. Sepanjang 2011, Petral merealisasikan volume perdagangan minyak mentah dan produk sebanyak 266,42 juta barel.
 
Perdagangan minyak mentah Petral mencapai 65,74 juta barel atau rata-rata 180.000 barel per hari, sedangkan perdagangan produk 200,68 juta barel atau rata-rata sekitar 550.000 barel per hari. (sut)
 
 
 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper