Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

 

JAKARTA: BP Migas menghimbau seluruh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) migas agar ikut mendukung gerakan konversi BBM ke bahan bakar gas yang gencar diusung pemerintah saat ini. 
 
Kepala BP Migas R. Priyono mengatakan konversi bisa dimulai dari kendaraan operasional KKKS, seperti yang sudah dilakukan oleh Medco E&P Indonesia.
 
“Untuk mendukung konversi BBM ke BBG, semua kendaraan operasional bisa pakai BBG. Namun kendaraan operasional yang ada di lapangan cukup banyak, kami mohon kepada pemerintah untuk menyediakan infrastrukturnya. Kami memahami realisasinya perlu waktu,” ujarnya di kantornya  hari ini. 
 
Pada kesempatan yang sama, Menteri ESDM Jero Wacik mengatakan pemerintah serius akan gencar mengkonversi dari BBM ke bahan bakar gas. Menurutnya, jika pengusaha bisa melihat bahwa pemerintah serius menjalankan ini, mestinya mereka bisa segera melakukan pengadaan converter kit-nya. 
 
“Sore nanti Direksi Astra akan ke Istana Negara bawa mobil hybrid, sehingga makin sedikit nanti yang menggunakan BBM. Bengkel-bengkel Astra akan pasang converter kit. Converter kit-nya akan diimpor segera. Businessman itu mestinya impor kemaren-kemaren kalau lihat Menterinya serius,” ujarnya.  
 
Selain itu, pemerintah juga akan memperbanyak SPBG dan meminta Hiswana Migas yang selama ini sudah mengelola SPBU agar ikut membangun SPBG. Wacik mengumbar janji bahwa dalam era kepemimpinannya, gerakan konversi ini harus bisa direalisasikan. 
 
“Saya minta Hiswana Migas yang punya SPBU, bikinlah SPBG beberapa buah. Gerakan konversi ini harus cepat, harus masif. Orang katakan pemerintah hanya ngomong doang tidak pernah dikerjakan serius. Saya katakan di era saya konversi ini 2—3 tahun harus kejadian,” ujarnya. 
 
Wacik juga menghimbau agar BP Migas dan juga BPH Migas bisa bersama-sama mempromosikan tentang gas, seiring dengan produksi minyak Indonesia yang saat ini terus turun. Selama ini, kedua entitas itu dinilai hanya fokus pada minyak. 
 
“BP Migas sudah bekerja baik, tapi dari segi substansinya masih sering dikritik bahwa kok cost recovery-nya naik, padahal produksi minyaknya turun. Saya minta orang BP Migas ngomong di media bahwa produksi minyak memang turun tapi gasnya naik, karena itu cocok kalau cost-nya juga naik,” ujarnya. (sut)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper