JAKARTA: PT Budimulia Prima Realty, bagian dari Grup Brasali, pengembang yang terafiliasi PT Metropolitan Land Tbk dan PT Metropolitan Kentjana Tbk mengucurkan dana sekitar Rp300 miliar untuk pembangunan hotel dan kondotel Mercure Bali Legian.Iwan Putra Brasali, Managing Director Brasali Group, mengatakan sebagian dana tersebut diperoleh dari pra penjualan kondotel itu sebanyak 74 unit. Konstruksi bangunan 21.000 m2 ini rencananya dimulai pada pertengahan 2012 dan selesai akhir 2014.
“Kapasitas hotel dan kondotel ini secara keseluruhan adalah 317 kamar. Dari jumlah tersebut, total kondotel yang kami tawarkan sebanyak 150 unit, dan saat ini telah laku 74 unit,” katanya dalam konferensi pers, Selasa, 20 Maret 2012.Hotel dan Kondotel Mercure Bali Legian ini terbagi dalam 5 lantai dan berdiri di atas lahan seluas 8.500 m2. Grup Brasali menggandeng Accor Group yang membawahi bendera “Mercure” selaku operator bagi proyek yang berlokasi di Jalan Raya Legian, Bali ini.Yonto Wongso, Direktur Pengembangan Grup Accor untuk Indonesia-Malaysia, dalam acara yang sama menambahkan, sebagai hotel bintang 4, dia optimistis tingkat okupansi hotel dan kondotel ininantinya berkisar 80%, sebagaimana rerata tingkat okupansi hotel lain yang dikelola grup tersebut.“Rerata tingkat okupansi 10 hotel di Indonesia yang kami kelola saat ini adalah 80%, saya rasa Mercure Bali Legian ini nantinya juga ada di kisaran itu. Lagipula ada periode dimana Kuta-Legian selalu dipadati wisatawan, baik domestik maupun dari Australia,” jelasnya.Dalam jangka waktu 2 tahun hingga 3 tahun ke depan, Accor memprediksi akan mengelola lebih dari 20 hotel maupun kondotel di Indonesia.Mercure Bali Legian Hotel dan Kondotel ini dibangun di atas tanah hak guna bangunan (HGB) selama 50 tahun, yang akan berakhir pada 2061.Selain fasilitas yang umumnya dimiliki hotel berbintang 4 lainnya, 19 kamar di lantai dasar bangunan ini rencananya dilengkapi dengan kolam pribadi.Sebelumnya, Grup Brasali telah membangun sejumlah proyek di Jawa, antara lain, Menara Batavia dan Apartemen Batavia, Apartemen Bukit Golf Pondok Indah, Hotel Ibis Mangga Dua, dan Hotel Ibis RajawaliSurabaya. Tahun ini, grup tersebut berkonsentrasi untuk penambahan proyek hotel dan perkantoran.Sementara itu, Tony Eddy, Presiden Direktur Tony Eddy & Associates yang bertindak selaku konsultan pemasaran untuk proyek ini, mengaku tidak terlalu khawatir mengenai anggapan bahwa hotel maupun kondotel di Bali sudah kelebihan suplai.Menurutnya, hotel dan kondotel yang dibangun oleh pengembang dengan rekam jejak yang bagus, dikelola oleh operator yang baik, berada di lokasi yang strategis, dan memiliki konsep yang tepat akan memiliki tingkat okupansi yang cukup tinggi.“Di musim liburan, mencari kamar hotel yang kosong di Bali sangat susah, itu menandakan kebutuhan di sana masih ada. Lagipula selama ini, hotel besar dengan brand ternama tingkat okupansinya tidakterkoreksi terlalu banyak akibat menjamurnya hotel baru,” terang Tony.Dia mengungkapkan, sejauh ini investor yang tertarik dengan penawaran kondotel Mercure Bali Legian berasal dari kota-kota besar di Indonesia, seperti Jakarta dan Surabaya, serta sedikit investor dariluar negeri. (Bsi)