JAKARTA: Produksi budi daya udang galah terancam tersendat akibat wabah macrobrachium rosenbergii nodavirus (MrNV) yang menginfeksi 80% sentra-sentra produksi di Indonesia.Dirjen Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan Slamet Subijakto mengungkapkan sebagian besar sentra produksi budidaya udang galah telah ditutup sementara guna menghindari penyebaran virus dalam jumlah masif. Dengan begitu, budidaya udang galah terancam gagal memenuhi target produksi 10 ton setiap hari. KKP berencana fokus melakukan riset untuk menemukan sumber dan penanganan virus MrNV agar kelangkaan udang galah dapat diantisipasi.Menurut Slamet, sejumlah langkah strategis telah disiapkan. Induk udang galah yang telah terinfeksi akan dberikan disinfektan untuk mengantisipasi potensi penularan penyakit.
Selain itu, KKP berencana memasok induk-induk baru yang hidup di alam bebas, serta telur udang galah yang diperoleh dari Pelabuhan Ratu.KKP juga telah mengirim sejumlah tenaga ahli untuk menemukan asal dan proses pembentukan virus di sejumlah kolam budidaya. Menurut Slamet, KKP perlu memastikan larva dan benih tidak turut terinfeksi guna menjaga stok yang jumlahnya masih terbatas. “Kami khawatir virus ini bisa mengakibatkan kematian laten, sediki demi sedikit, dan akhirnya mati susut hingga habis,” ungkapnya saat ditemui pada pelantikan pejabat eselon II KKP di Jakarta hari ini.Slamet menambahkan KKP akan mengandalkan produksi udang vaname dalam merespon potensi kelangkaan udang galah. KKP akan menggenjot produksi udang vaname hingga 1000—2000 ekor untuk sekali siklus.(api)