Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

 

JAKARTA: Bank Dunia memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2011 sebesar 6,4%, lebih kecil dari asumsi pemerintah yang sebesar 6,5%.
 
Berdasarkan data Bank Dunia, pertumbuhan ekonomi tersebut dipicu kekuatan konsumsi domestik dan koordinasi kebijakan dalam negeri di tengah gejolak pasar global.
 
Merujuk pada laporan ekonomi kuartalan Indonesia, Ekonom Senior Bank Dunia Enrique Blanco Armas menjelaskan penurunan pasar finansial masih terlihat. Tetapi jika dibandingkan dengan negara lain, volatilitas pasar Indonesia masih lebih baik.
 
"Jika dilihat dengan negara lain, kondisi pertumbuhan Indonesia masih manageable," ujarnya di Jakarta, hari ini.
 
Menanggapi fluktuasi harga komoditas, Enrique menambahkan kemungkinan meningkatnya harga bahan bakar minyak tak terlalu signifikan melesatkan tingkat inflasi. 
 
"Inflasi ke depan masih cukup terkendali, karena yield harga beras masih dapat meng-cover harga bahan bakar," katanya.
 
Berdasarkan data analisa bank dunia, sampai saat ini reaksi kebijakan Bank Indonesia telah fokus pada langkah makro-prudential. Salah satunya, reformasi struktural yang membantu masuknya arus dana dan  mendorong pertumbuhan ekonomi. 
 
Skenario dasar kondisi pasar finansial global yang terus bergejolak membuat proyeksi pertumbuhan 2012 akan moderat di level 6,3%. Namun, Enrique mengatakan hal ini akan dialami oleh hampir seluruh negara, baik di Asia maupun kawasan benua lain.
 
Ekonom Senior Bank Dunia-Indonesia Sjamsu Rahardja mengimbau pemerintah untuk melakukan reformasi kebijakan di tingkat regional dan kepastian pembangunan infrastruktur.
 
"Para dan permintaan domestik kita sedang bagus. Kita harus melakukan paket reformasi seperti perizinan di tingkat regional," ujarnya.
 
Selain itu, pemerintah juga harus melakukan reformasi di bidang kekayaan intelektual, kepastian regulasi, dan kebijakan persaingan industry untuk meningkatkan kepercayaan investasi. Hal ini perlu diupayakan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.(sut)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Editor : Sutarno
Sumber : Lavinda

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper