SURABAYA: Pengembang properti PT Menara Bumi Sejahtera menggandeng Era Galaxy sebagai consultant properti memacu penjualan kondotel dan tower office Skyline dengan memperluas jaringan konsumen properti di luar Pulau Jawa.Robby Wijaya, Komisaris PT Menara Bumi Sejahtera yang juga Direktur Tjakrinda Mas Group mengatakan saat ini proyek properti paduan kondominium, hotel dan pusat peraktoran tersebut baru memasuki tahap ground braking.Namun dari total 250 unit kondotel sudah terjual sekitar 60%. Sementara untuk proyek office tower dari 120 unit sudah terjual 40%.“Kami optimistis dengan menggandeng Era Galaxy sebagai consultant seluruh unit properti dua tower Skyline ini akan habis terjual pada Maret tahun depan, dengan begitu serah terima ke konsumen bisa Desember 2012,” ujar Robby di Surabaya hari ini.Menurut dia lokasi yang strategis di kawasan pertumbuhan bisnis menjadi pendukung utama untuk mengembangkan properti menengah atas di Surabaya.Pasalnya kondisi tersebut tidak hanya menarik bagi pasar properti di Jatim tetapi juga investor dari luar Pulau Jawa.Fenny Gunawan Associate Vice Precident Era Galaxy menambah keunggulan lokasi Skyline Towers yang berada di Surabaya Barat memudahkan tim Era mengembangkan strategi pemasaran.“Apalagi target market kami bukan hanyaSurabaya tetapi juga memperluas jaringan hingga ke Pontianak, Banjarmasin, Ujung Pandang, Menado dan beberapa kota di Indonesia Timur lainnyaMenurut dia pengembangan properti menengah atas di Surabaya Barat masih prospektif bukan hanya pertumbuhan bisnisnya yang masih besar tetapi juga sebagai investasi yang menjanjikan.Salah satu contohnya adalah pertumbuhan nilai jual tanahnya yang pada tahun ini mencapai 50%.Dengan membidik market dari Luar Pulau Jawa, Fenny optimistis kondotel yang nantinya akan dioperasikan manajemen hotel Harris ini bisa beroperasi penuh pada awal 2013.Apalagi pihak pengembang sendiri juga cukup agresif memacu penjualan. Selain menggandeng Era, Menara Bumi Sejahtera juga menggandeng pihak perbankan khususnya Bank Mandiri dan Bank BRI untuk memberikan paket KPR dengan bunga khusus.Kerja sama tersebut ditandai dengan MoU sebagai jaminan kepada bank bahwa pihak pengembang selain memberikan subsidi bunga juga siap membeli kembali unit properti bersangkutan jika terjadi kredit macet.Sebagaimana disampaikan Kakanwil Bank Mandiri Jatim J. Budi Siahaan, bank berani menberikan bunga rendah yakni sekitar 7% untuk KPR perumahan menengah atas dan apartemen dengan catatan pihak pengembang bersedia melakukan MoU.Dengan begitu perbankan bisa meminimalkan risiko karena developer dapat dipastikan akan membeli kembali propertinya jika terjadi kemacetan.“Kerja sama seperti itu juga mendorong developer mengembangkan strategi tersendiri didalam membidik pasar, sehingga tidak sembarangan memilih konsumen, apalagi nilai jual propertinya sendiri relatif mahal ratas-rata di atas Rp700 juta per unit,” tutur Budi.(Bsi)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
