Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Waduh.. produk impor kian dominasi pasar

JAKARTA: Produsen lokal mengeluhkan banjirnya barang impor pascakrisis perekonomian di Amerika Serikat dan Eropa hingga kian mendominasi pasar.Ketua Umum Asosiasi Merek Indonesia (Amin) Putri K. Wardani meminta pemerintah juga mewaspadai investasi yang

JAKARTA: Produsen lokal mengeluhkan banjirnya barang impor pascakrisis perekonomian di Amerika Serikat dan Eropa hingga kian mendominasi pasar.Ketua Umum Asosiasi Merek Indonesia (Amin) Putri K. Wardani meminta pemerintah juga mewaspadai investasi yang masuk ke Indonesia.Menurutnya, negara-negara pengimpor diantaranya China mulai melirik Indonesia sebagai pasar baru setelah pemerintah AS dan negara-negara di Eropa meningkatkan proteksi karena imbas krisis.Di samping itu, katanya, investasi yang masuk ke Indonesia lebih banyak industri berteknologi rendah, dan mencari tenaga kerja murah.“Kami sedang mengumpulkan data yang pasti mengenai barang impor yang masuk. Tetapi, kenyataannya sekarang adalah merek-merek lokal sudah mulai tertekan dengan banjirnya barang impor,” jelasnya hari ini.Putri menuturkan, sesuai dengan data Kementerian Perdagangan, nilai impor China ke Indonesia pada 2006 sebesar US$8,3 miliar dan lalu melonjak hampir tiga kali lipat menjadi US$21,7 miliar pada 2010.“Impor deras setelah perjanjian CAFTA [China-Asean Free Trade Aggreement]. Lalu, saat ini Indonesia sebagai negara terbesar keempat dari sisi populasi juga menjadi incaran karena pasar di AS dan Eropa sedang lesu,” paparnya.Dia mengatakan secara jenis masing-masing produk, memang belum diketahui secara pasti barang-barang asli Indonesia yang terkena dampak paling parah akibat banjirnya barang impor ini.Namun, lanjutnya, dampak banjirnya barang impor sudah dirasakan sebab pertumbuhan industri produk dalam negeri mulai melambat.Di tempat yang sama, Chief Corporate Officer PT Garuda Food Franky Sibarani mengatakan pemerintah harus memastikan investasi yang masuk ke Indonesia harus memberikan nilai tambah bagi teknologi.“Produk yang dihasilkan juga harus premium, harus ramah lingkungan, dan hemat energi,” jelasnya.Dia menuturkan kemungkinan yang paling tertekan adalah produk-produk elektronik karena persaingan yang cukup ketat dengan merek-merek China.“Kalau makanan mungkin masih berdasarkan selera. Tetapi, kalau elektronik itu lebih ke kenyamanan konsumen,” paparnya.Direktur PT Denpoo Mandiri Indonesia Yeane Keet menilai produsen asal China mendapat subsidi untuk promosi besar-besaran di Indonesia.Dia menuturkan barang-barang elektronik merek lokal sulit mendapat tempat di gerai-gerai belanja karena ruangnya diambil alih oleh merek-merek asing. (Bsi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper