Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bea masuk susu impor 0% resahkan peternak sapi lokal

MALANG: Rencana penurunan tarif bea masuk susu impor dari 5% menjadi 0% yang diusulkan Kantor Kementerian Perdagangan akan semakin meminggirkan eksistensi peternak sapi perah lokal.          Saat inipun kalangan

MALANG: Rencana penurunan tarif bea masuk susu impor dari 5% menjadi 0% yang diusulkan Kantor Kementerian Perdagangan akan semakin meminggirkan eksistensi peternak sapi perah lokal.          Saat inipun kalangan peternak lokal makin resah ditengah kondisi usaha budidaya yang dianggapnya tidak lagi menguntungkan karena harga jual susu ke pabrikan yang relatif rendah.          Wakil Ketua Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI), Sulistiyanto, mengatakan peternak sapi perah utamanya anggota koperasi susu saat ini sangat cemas dengan usulan kebijakan penurunan tarif bea masuk tersebut.          “Kalau sampai kembali menjadi 0% bahayanya adalah akan terjadi persaingan produk sapi perah lokal menyusul membanjirnya produk impor di pasaran dalam negeri,” kata Sulistiyanto di Malang, hari ini.          Dampak lainnya, dengan banjirnya produk susu impor, secara otomatis akan membuat produk susu lokal akan terpinggirkan. Karena tidak banyak yang melirik susu lokal lagi. Kendati secara kualitas, produk susu lokal tidak kalah jika dibandingkan dengan produk susu impor.          “Karena itu perlu ada dukungan dari pemerintah melalui kompensasi subsidi fiskal untuk para peternak dengan cara memberikan subsidi harga pakan ternak sehingga biaya poroduksi rendah dan peternak  mampu bersaing dengan susu impor.”          Sementara saat ini, upaya untuk meningkatkan kapasitas produksi di tingkat peternak anggota koperasi terus di tingkatkan.GKSI sendiri, ujar dia, berharap untuk bisa meningkatkan produktivitas susu di Jatim, minimal diperlukan tambahan populasi sapi perah impor utamanya bunting sebanyak 5.000 ekor per tahun, dengan perluasan wilayah budidaya di luar sentra susu seperti Kabupaten Tuban, Trenggalek, Ponorogo, Jember, dan Kabupaten Banyuwangi.                 “Juga bagaimana terpenuhinya penyebaran bibit hijauan untuk pakan ternak utamanya rumput-rumputan sebanyak-banyaknya. Dan pemerintah harus memasilitasi ini.”(api)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Sumber : Mohammad sofi`i

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper