MALANG: Produksi semen beku sapi nasional tahun ini berpotensi mengalami surplus satu juta dosis lebih yang sebagian diharapkan dapat diserap pasar ekspor.Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Prabowo Respatiyo, mengatakan selama 2011 produksi semen beku sapi diperkirakan mencapai enam juta dosis, sementara kebutuhannya mencapai lima juta dosis.“Sebagian besar semen beku sapi itu diproduksi Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari, sebagian lagi Balai Inseminasi Buatan Lembang,” kata Prabowo Respatiyo di di sela-sela Training Course of Artificial Insemination and Dairy Cattle in Developing Countries di Malang, hari ini.Kepala Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari, Kabupaten Malang Herliantien, menambahkan kapasitas semen beku sapi di BBIB mencapai 4,3 juta dosis, namun yang dimanfaatkan baru mencapai tiga juta dosis.Dengan demikian, lanjut dia, masih satu juta dosis lagi semen beku sapi yang belum dimanfaatkan. Semen beku tersebut diharapkan dapat diserap oleh pasar ekspor.Kegiatan ekspor semen beku sapi tersebut, kata dia, cukup menguntungkan. Pasalnya, harga semen beku per dosis dari BBIB bisa laku US$50, padahal harga di dalam negeri hanya US$6 per dosis.Selama ini, menurut dia, pihaknya terus menjajaki peluang ekspor beberapa negera seperti Malaysia, Myanmar, Srilangka, dan Kazakhtan. Semen beku dari BBIB a.l semen sapi lokal Bali karena plasma nutfahnya memang dari Indonesia. Dia akui, harga semen beku ekspor sebesar US$50 relatif tinggi. Apalagi jika dibandingkan harga semen beku lokal.“Tapi memang kami sengaja. Kami ingin menunjukkan pada pasar bahwa produk kami cukup baik dan layak dijual dengan harga tinggi.” Ekspor semen beku yang telah dilakukan BBIB, kata dia, ke Malaysia pada 2005-2007. Jumlah semen beku yang berhasil diekspor sebanyak 7.500 dosis.(api)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
