Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Target produksi batu bara RI diyakini lampaui target

JAKARTA: Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia menyatakan realisasi produksi batu bara hingga Agustus tahun ini mencapai 235 juta ton, sehingga secara keseluruhan bisa melebihi target produksi tahunan yang ditetapkan pemerintah 270 juta ton.Ketua

JAKARTA: Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia menyatakan realisasi produksi batu bara hingga Agustus tahun ini mencapai 235 juta ton, sehingga secara keseluruhan bisa melebihi target produksi tahunan yang ditetapkan pemerintah 270 juta ton.Ketua Umum Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) Bob Kamandanu mengatakan dengan realiasasi produksi yang sudah mencapai 235 juta ton, diperkirakan pencapaian produksi secara keseluruhan bisa mencapai 340 juta ton hingga akhir 2011.“Dengan produksi segitu [340 juta ton], pasokan ke domestik bisa sampai 65 juta ton, bahkan lebih, dan sisanya untuk ekspor,” ujarnya, hari ini.Namun demikian, imbuhnya, konsumsi domestik diharapkan bisa mencapai 100 juta ton dalam 3 tahun ke depan. Apalagi, total produksi tahun depan diharapkan bisa mencapai 360 juta ton.Dia mengakui peningkatan supplai batu bara untuk dalam negeri memang tidak terlalu cepat, mengingat serapan market domestik yang juga tidak banyak. “Kalau DMO [kewajiban pasok dalam negeri] itu masalahnya hanya kualitas saja. Tapi yang paling banyak itu kan ke PT PLN [Persero].”Menurut dia, jenis batu bara yang paling banyak diserap oleh pasar dalam negeri memang terlalu tinggi atau terlalu rendah kualitasnya, yakni kalori 5.000-5.800, 6.000, 6.300, 7.000, atau di bawah 4.200 kcal.Sebelumnya, Bob mengungkapkan peningkatan target produksi batu bara nasional pada tahun ini lebih banyak disumbang oleh perusahaan tambang skala besar, yang diperkirakan naik 5%-6% dibandingkan dengan 2010.Lagi pula, dia menambahkan pertumbuhan perusahaan tambang batu bara berskala kecil juga meningkat sehingga memberikan kontribusi terhadap pencapaian produksi komoditas tambang itu pada tahun depan. “Produksi batu bara itu juga dikarenakan adanya penambahan perusahaan tambang baru yang kecil-kecil.”Di sisi lain, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) menghitung volume batu bara yang dibakar di pembangkit perseroan maupun  swasta pada semester I tahun ini mencapai 19 juta ton, naik 12% dibandingkan dengan semester yang sama tahun lalu.Direktur Energi Primer PLN Nur Pamudji mengatakan perbaikan kontribusi batu bara sepanjang semester I/2011 belum signifikan dibandingkan dengan kondisi 2010. Pasalnya, pembangkit listrik berbahan bakar batu bara yang menjadi bagian proyek 10.000 MW, seperti PLTU Indramayu, Rembang, Lontar, Suralaya 8, dan Tanjung Jati 3 mulai beroperasi di pertengahan hingga akhir semester II/2011.“Penggunaan batu bara pada semester II akan semakin meningkat karena PLTU-PLTU tersebut akan beroperasi penuh selama semester II,” ujarnya.Berdasarkan data Kementerian ESDM, perkiraan kebutuhan batu bara dalam negeri pada 2011 sebesar 78,97 juta ton, yang terdiri dari 66,28 juta ton untuk kebutuhan PLTU, sebayak 0,34 juta ton untuk metalurgi, dan 12,35 juta ton untuk industri semen, pupuk, pulp dan tekstil.Dari kebutuhan PLTU 66,28 juta ton, untuk PLN dialokasikan 55,82 juta ton, untuk IPP 8,97 juta ton, untuk PT Freeport Indonesia 0,83 juta ton, PT Newmont Nusa Tenggara 0,47 juta ton, dan PT Pusaka Jaya Palu Power 0,19 juta ton.Dengan perkiraan kebutuhan batu bara dalam negeri sebesar 78,97 juta ton dari perkiraan produksi batu bara 326,65 juta ton, maka persentase minimal penjualan batu bara oleh Badan Usaha Pertambangan Batubara pada 2011 untuk kepentingan dalam negeri adalah sebesar 24,17 %.Perkiraan produksi batu bara dari Badan Usaha Pertambangan Batubara pada 2011 sebesar 326,65 juta ton terdiri atas 42 perusahaan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batu bara (PKP2B), 1 perusahaan BUMN dan 10 perusahaan Kuasa Pertambangan (KP) batu bara atau lzin Usaha Pertambangan (IUP) batu bara. (Bsi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper