JAKARTA: Produksi kantong plastik mudah terurai di Indonesia kini mencapai 1,5 juta lembar setiap bulan.
Kinerja produksi itu didorong konsumsi pusat perbelanjaan di kota-kota besar yang mulai beralih dari penggunaan kantong plastik biasa ke produk ramah lingkungan.
Direktur Eksekutif Federasi Pengemasan Indonesia Henky Wibawa mengatakan plastik mudah terurai (biodegradable) adalah pilihan logis di Indonesia yang belum memiliki sistem pengolahan sampah modern.
"Sistem yang belum terkelola dengan baik membuat pola daur ulang plastik memiliki banyak celah. Hasilnya lebih banyak plastik yang berserakan di sungai dan jalanan daripada yang berakhir di pusat pembuangan sampah," katanya kepada bisnis, hari ini.
Plastik biodegradable, menurut dia, bisa hancur dengan sendirinya karena panas sinar matahari dalam waktu 1 - 2 tahun.
Henry menjelaskan sudah ada 30 perusahaan ritel yang menggunakan kantong plastik biodegradable di Indonesia dengan konsumsi mencapai 500.000 unit setiap bulan.
"Kesadarannya makin tinggi, setiap tahun konsumsinya terus meningkat walaupun masih sekitar 1% - 2% dari produksi kantong plastik standar," ucap Henry.
Founder Greeneration Indonesia Junerosano, beberapa waktu lalu, mengatakan konsumsi kantong plastik di Indonesia sangat tinggi.
"Setiap tahun, rata-rata setiap orang di Indonesia membuang 700 lembar plastik, karena itu kita giat kampanye agar masyarakat mengurangi konsumsi plastik," ucap Junerosano.
Pemerintah, menurut Henry, dapat membantu mendorong produksi dan konsumsi plastik ramah lingkungan melalui penerapan standar kualitas kantong plastik yang digunakan di pusat perbelanjaan terutama di kota-kota besar.
"Kita sangat menekankan perlunya ada SNI bagi plastik mudah terurai. Standar sangat dibutuhkan karena secara kasat mata perbedaannya sulit dikenali antara plastik biasa dan biodegradable," kata Henry. (arh)