Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Moh. Jumhur Hidaya menyatakan penerapan Sisko TKLN juga dapat mendorong peningkatan kualitas calon TKI.
Hal itu dikarenakan sebelum diterapkan Sisko TKLN, selalu muncul masalah TKI yang banyak disebabkan oleh kurangnya aspek keterampilan yang dapat diberikan dalam pelatihan 200 jam, ujarnya hari ini.
Dia menambahkan selain berfungsi mendata TKI, Sisko TKLN juga memiliki fungsi pengawasan secara sistemik, sehingga selama pekerja berada di luar negeri dapat terpantau keberadaannya.
Aplikasi sistem tersebut dimulai sejak awal TKI direkrut dari daerah dan data itu di seleksi di kantor dinas ketenagakerjaan setempat. Selanjutnya, data dikirim ke BNP2TKI.
Jadi, berapa pun data TKI yang dikirim dari dinas daerah, maka data itulah yang akan kami proses di pusat, ungkap Jumhur.
Setiap bulannya, dia menambahkan ada sekitar 60.000 orang TKI yang ditempatkan dari seluruh Indonesia.
Dari jumlah tersebut, sedikitnya 40.000 orang merupakan TKI piata laksana rumah tangga (PLRT) atau pembantu rumah tangga (PRT).
Jumhur menjekaskan semua tahapan prosedur dalam pelayanan, dari mulai perekrutan hingga penerbitan KTKLN sudah distandarisasi.
Untuk pemeriksaan jam belajar, ada absensi elektronik, sedangkan untuk pemeriksaan kesehatan setiap TKI harus diabsensi melalui finger print [sidik jari] dan pemeriksaan bio metric [pemeriksaan mata], tuturnya. (sut)