JAKARTA: Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) menjamin keamanan pasokan gas dalam negeri bila manajemen pengelolaan gas alam cair (liquified natural gas/LNG) diserahkan kepada lembaga ini.
Kepala BP Migas R. Priyono mengatakan saat ini pihaknya tengah mempersiapkan konsep manajemen gas yang terintegrasi (integrated gas management) yang meliputi pengelolaan gas secara menyeluruh termasuk LNG dan gas alam terkompresi (compressed natural gas/CNG)."Kalau misalnya pemerintah atau parlemen [DPR] memberi otoritas kepada BP Migas untuk mengelola LNG, masalah pasokan gas domestik kelar semua, tutur dia, hari ini.Menurut dia, pengembangan CNG lebih realistis untuk memenuhi kebutuhan gas dalam negeri dibandingkan dengan LNG, sehingga pengelolaan LNG seharusnya memang disertai dengan CNG. Lagi pula, lanjutnya, investasi pengembangan CNG tersebut jauh lebih murah dibandingkan dengan produk serupa lainnya. Pengadaan CNG jauh lebih murah dan gasnya juga bisa dibawa ke mana-mana.Dia mengakui pengembangan CNG sebagai sumber gas memang masih kurang menarik karena tidak terlalu populer. Hanya saja, katanya, CNG bisa memanfaatkan lapangan marjinal yang berlokasi di lepas pantai dan juga tidak memerlukan kapal seperti halnya LNG.Banyak lapangan marjinal di Sumatra Selatan yang bisa dikembangkan menjadi CNG, kata dia.Di sisi lain, Priyono juga menyarankan agar Indonesia tetap mengekspor LNG dengan harga mahal ke pasar potensial dan memenuhi kebutuhan dalam negeri melalui impor dengan harga yang semurah-murahnya.Dengan demikian, katanya, kegiatan ekspor gas itu bisa memaksimalkan penerimaan negara dan sekaligus memenuhi kebutuhan dalam negeri. Sebenarnya masalah gas itu, kenapa kita tidak bicara soal potensi gas di luar Indonesia. Kalau kita bisa menjual gas [ekspor] dengan harga mahal dan membeli [impor] dengan harga murah, kenapa tidak dipikirkan, ujarnya.Untuk diketahui, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) tengah menjajaki impor gas dari Qatar, Australia, dan Papua New Guinea. Selain itu saat ini sudah ada pembicaraan impor gas dari Iran dengan volume mencapai 750 juta standar metrik kaki kubik (MMscfd), untuk pasokan awal 2013.Direktur Utama PLN Dahlan Iskan mengatakan perseroan itu akan terus melakukan berbagai upaya untuk memenuhi kekurangan gas pembangkit, termasuk impor dari Iran, bila memang tidak mendapatkan pasokan gas dari perusahaan dalam negeri.Apa boleh buat kalau memang PLN tidak mendapatkan suppali gas dari dalam negeri. Kebetulan, Iran itu lagi bangun proyek LNG [gas alam cair] besar-besaran. Saya ke sana meninjau proyek LNG itu dan kita sudah bicara kemungkinan-kemungkinan impor. Tinggal masalah waktu saja, ujarnya.Terkait hal itu, Anggota Komisi VII DPR dari Fraksi PDI-P Ismayatun mengatakan fraksinya memberikan kelonggaran kepada PLN untuk melakukan berbagai upaya pemenuhan kebutuhan gas pembangkit, termasuk opsi impor.Di sisi lain, Anggota Komisi VII DPR dari Fraksi Partai Golongan Karya Bobby Rizaldi menyarankan agar PLN memaksimalkan potensi gas dalam negeri ketimbang melakukan impor.(yn)