ASAHAN, Sumut: PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) menargetkan dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 50.000 orang pada 2014, naik sebesar 127,27% dari saat ini 22.000 orang.
Pemilik PT Bakrie and Brothers Tbk Aburizal Bakrie mengatakan untuk meningkatkan jumlah tenaga kerja di perusahaan perkebunan itu dapat dilakukan dengan memperkuat perusahaan dan membeli perusahaan-perusahaan lain.
Untuk menambah jumlah karyawan menjadi 50.000 orang dapat dilakukan dengan memperkuat perusahaan dan membeli perusahaan-perusahaan lain. Itu cara-cara terbaik, ujarnya saat acara ulang tahun Bakrie Sumatera Plantations ke-100 di Asahan, hari ini.
Terkait rencana ekspansi lahan ke luar negeri terutama Afrika yang akan dilakukan oleh Bakrie Sumatera Plantations (BSP), perusahaan masih konsentrasi terhadap lahan di dalam negeri. Lahan lebih banyak di Indonesia. Kalau pun di luar negeri kami harus lihat dahulu mana yang cocok.
Dia menjelaskan asal mula keberadaan BSP. Pada 1995 Soedjai Kartasasmita memberitahukan kepadanya bahwa perusahaan yang berdiri pada 17 Mei 1911 oleh Amerika Serikat di Sumatra Utara dengan nama NV Hollands Americaansche Plantage Maatschappij atau NV HAPM akan dijual.
Menurut dia, pada awalnya perusahaan itu tidak diperbolehkan dijual kepada keluarga Bakrie, karena akan dijual kepada konglomerat lain dengan harga lebih rendah.
Direktur Utama PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk Ambono Janurianto mengatakan biaya produksi CPO di Afrika lebih rendah dibandingkan dengan Indonesia.
Biaya per kg, field cost [biaya di lapangan] lebih murah, tetapi tidak hanya bisa lihat itu saja [faktor biaya]. Biaya tenaga kerja, biaya lapangan, hampir dua kali lipat lebih murah, jelasnya.
Menurut dia, penanaman sawit di luar negeri akan menggunakan bibit dari negara setempat. Bibit kelapa sawit harus disesuaikan dengan negara setempat seperti tahan terhadap kondisi kering.
Dia menambahkan harga minyak kelapa sawit pada kuartal I/2011 lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Selain harga, ada kenaikan volume produksi CPO, sehingga meningkatkan pendapatan perusahaan pada kuartal I tahun ini dibandingkan dengan periode yang sama 2010.
Ambono menambahkan untuk mencapai target penyerapan tenaga kerja sebanyak 50.000 orang pada 2014, maka perusahaan harus mengenjot kinerja melalui berbagai cara seperti penambahan lahan. Namun, pihaknya masih konsentrasi terhadap CPO dan karet.
Lahan yang ada saat ini 144.000 ha dan ditargetkan menjadi 150.000 ha pada akhir tahun ini serta ditargetkan 200.000 ha pada 2014.
BSP merencanakan perluasan usaha perkebunan di negara-negara tropis lain guna mempertahankan pertumbuhan produksi di tengah ketersediaan lahan yang makin terbatas di dalam negeri.
Menurut Ambono, pihaknya sudah mempersiapkan lahan dengan luas sekitar 50.000 ha di Liberia, sebuah negara beriklim tropis di pesisir barat Afrika, untuk mengawali pelaksanaan rencana perluasan usaha perkebunan.
BSP berencana memperluas lahan perkebunan yang saat ini sekitar 144.000 ha menjadi 150.000 ha pada tahun ini dan terus menambah luasnya hingga mencapai 200.000 ha pada 2014.
Direktur Keuangan PT Bakrie and Brothers Tbk Eddy Soeparno belum dapat menyebutkan kinerja BSP selama kuartal I tahun ini, karena masih menunggu laporan keuangan dari PT Bakrie Telecom Tbk (Btel) yang belum selesai.
Dia enggan menyebut berapa persen kontribusi dari BSP terhadap keseluruhan pendapatan dari Bakrie & Brothers. Namun, sumbangan pendapatan terbesar dari 7 anak perusahaan Bakrie & Brother adalah untuk di sektor energi.
Acara ulang tahun BSP ke-100 juga dihadiri oleh mantan Menteri Pertanian Anton Apriantono yang menjadi komisaris independen, mantan Menteri Pertanian Bungaran Saragih selaku komisaris independen, dan komisaris utama BSP Soedjai Kartasasmita.(bas)