Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ulat Bulu jangan dimusnahkan, cukup menekan populasi

Normal 0 false false false MicrosoftInternetExplorer4 st1:*{behavior:url(#ieooui) } /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:"";

Normal 0 false false false MicrosoftInternetExplorer4 st1:*{behavior:url(#ieooui) } /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;}

BI/AGRI

26-riil-sep-ULAT

Ulat Bulu jangan dimusnahkan, cukup menekan populasi

Oleh Sepudin Zuhri

Bisnis Indonesia

JAKARTA: Kementerian Lingkungan Hidup menyarankan pemberantasan ulat bulu hanya dengan menekan populasi spesies itu agar tidak menyebabkan kerugian secara ekonomi, tetapi dilarang untuk memusnahkan ulat bulu, karena setelah menjadi kupu-kupu dapat berguna untuk proses perkaninan tumbuhan.

Menteri Lingkungan Hidup Gusti Muhammad Hatta mengatakan ulat bulu tidak boleh dibasmi, karena bermanfaat dalam perkawinan antar tumbuhan yang tidak dapat melakukan pembuahan sendiri.

"Dilarang untuk dibasmi [ulat bulu], hanya untuk ditekan populasinya agar tidak merugikan secara ekonomi," ujarnya saat Konferensi Pers Pencegahan Ulat Bulu, hari ini.

Predator ulat bulu antara lain burung pemangsa ulat, kelelawar, kepik pengisap cairan tubuh, kumbang, tawon merah, lebah tabuan, dan semut rang rang.

Dia memaparkan pencegahan ulat bulu dapat dilakukan secara mekanik yaitu untuk jumlah ulat bulu yang relatif sedikit, cara kimia dengan menyemprotkan insektisida untuk populasi yang banyak dan melalui penegahan secara biologi.

Menurut dia, pencegahan secara biologi dapat dilakukan dengan melepaskan serangga lain ke dalam populasi ulat bulu tersebut, serangga merah, jamur dan cara lainnya.

Menteri menuturkan ulat bulu memiliki daa deteksi, sehingga pada saat disemprotkan insektisida, maka keturunannya akan menjadi kebal terhadap obat kimia tersebut.

Menurut Gusti, tidak menutup kemungkinan ulat bulu akan memakan jenis tanaman selain mangga.

Penyebab peningkatan populasi ulat bulu, kata dia, berkurangnya jumlah predator dan perubahan iklim. "Ini yang utama [penurunan predator dan perubahan iklim]."

Penurunan jumlah predator, lanjutnya, dapat disebabkan oleh penyemprotan insektisida yang menyebabkan kematian predator. Pemanasan global, menurut menteri, mendorong proses penetasan telur menjadi lebih cepat.

Pencegahan peningkatan ulat bulu, menurut dia, dapat dilakukan dengan melepaskan predator alami, sehingga dapat mengurangi jumlah populasi hama tersebut.

Dia berpendapat proses rekayasa atau perkawinan silang mangga manalagi akan semakin mempermudah tanaman tersebut diserang, karena gen untuk hama penyakit menurun.

Menurut Gusti, kerugian akibat ulat bulu masih kecil hanya sekitar 1% dari total tanaman mangga yang diserang hama tersebut di Probolinggi Jawa Timur.

Menteri menegaskan agar masyarakat tidak khawatir dengan hama tersebut, karena umurnya hanya sekitar 7-10 hari, setelah itu menjadi kupu-kupu.

Ulat bulu, jelasnya, tidak berpindah ke tempat yang jauh, sehingga wabah ulat bulu di berbagai daerah merupakan jenis ulat yang berbeda. "Di alam sudah ada [bibit ulat bulu] dan pada saat konidisi iklim mendukung, maka populasi hama tersebut akan meningkat."

Ahli Ngengat Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Hari Sutrisno mengatakan ulat bula bukan spesies baru, tetapi karena keadaan suhu yang cocok untuk berproduksi ulat serta kelembaban tinggi, curah hujan tinggi dan suhu tinggi.

"[Ulat bulu] di Probolinggo akibat penurunan predator dan musuh alami lainnya, kemungkinan ekosistem yang sudah rusak," jelasnya.

Secara bersamaan Kepala Penelitian dan Pengembangan Hortikultura Kementan Jusdar Hilman mengatakan saat ini sudah tidak ada lagi serangan ulat bulu, tetapi pihaknya tetap melakukan koordinasi denga instansi lain untuk membahas hama tersebut.

"Semua pohon yang diserang ulat bulu sudah tumbuh lagi dan berbunga. Pada tahun lalu hujan berkepanjangan yang mengakibatkan populasi ulat bulu meningkat."

Perwakilan dari Badan Metereologi, Klimatologi, dan Gefisika (BMKG) Tumawin Mulyono mengatakan surah hujan dan suhu kelembaban yang tiggi pada tahun lalu menyebabkan basah dan hujan sepanjang tahun dan kelembaban naik.

"Di Probolinggo kelembabab pada Maret [2011] berada di atas rata-rata bulan itu, itu indikasi curah hujan tinggi mencapai 261 mm per Maret."

Kementerian Pertanian menyatakan hingga saat ini belum ada kerugian akibat hama ulat bulu yang menyerang beberapa jenis tanaman seperti mangga dan alpukat di Jawa Timur, Jawa Barat, dan Jawa Tengah, karena hanya sekitar 1,2% dari total populasi mangga yang berada di Probolinggo sebanyak 1,27 juta pohon.

Jumlah tanaman mangga di Probolinggo terdapat 1,27 juta pohon, sedangkan yang terserang ulat bulu hanya 14.813 pohon atau 1,2%.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Mursito

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper