JAKARTA: Peninggalan kelenteng kuno di berbagai daerah di Indonesia menjadi salah satu daya tarik untuk kegiatan wisata religi, sekaligus sebagai bukti kontribusi masyarakat Tionghoa terhadap budaya Indonesia sejak ratusan tahun lalu.
Keindahan bangunan dan arsitektur rumah ibadah itu diabadikan dalam buku Kelenteng-kelenteng Kuno di Indonesia, yang disusun dalam 3 tahun terakhir oleh Asti Kleinsteuber dan Syagri M. Maharadjo."Dalam terbitan edisi pertama, buku tersebut dicetak sebanyak 2.000 eksemplar. Kami mendapat dukungan di antaranya tokoh Marga Huang," ujar Asti pada acara peluncuran buku tersebut di Gedung Sapta Pesona Jakarta, hari ini.Asti, yang sebelumnya menulis buku Istana-istana Kepresidenan di Tanah Air itu kali ini mengurai dengan singkat mulai dari pengertian kelenteng, Fengshui, Qi Yin dan Yang, hingga lima unsur logam, api, kayu, air dan tanah sebagai bagian dari budaya China.Buku setebal 420 halaman itu juga mengurai arsitektur kelenteng, keindahan isi dan aktivitas klenteng di tengah masyarakatnya.Ketua Perhimpunan INTI Rahman Hakim mengatakan budaya leluhur yang dianut warga Tionghoa di Indonsia memiliki keunikan dan menunjukkan ketahanan pengelola kelenteng dalam melakukan ibadah, dan beraktivitas sosial."Juga dalam mempertahankan keindahan arsitektur dan seni, serta mempertahankan eksisitensi dari klenteng itu. Buku Kelenteng-kelenteng Kuno ini diharapkan menarik minat wisatawan mancanegara, khususnya masyarakat Tionghoa di seluruh dunia," ujarnya. Edy Sedyawati, pakar budaya, menilai buku tersebut mengabadikan aktivitas masyarakat Tionghoa sejak berabad-abad lalu dalam bentuk foto dan tulisan. Peluncuran buku menjelang perayaan Imlek ini memberikan makna tersendiri warga Tionghoa."Warga Tionghoa sudah menjadi bagian dari masyarakat Indonesia yang budaya leluhurnya memperkaya keragaman dan kekayaan budaya Indonesia dari berbagai cabang seni hingga ke arsitektur," kata Edy. Sapta Nirwandar, Dirjen Pemasaran Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar), mengatakan Kelenteng-kelenteng Kuno di Indonesia akan menjadi sumber informasi yang menarik bagi masyarakat. (mfm)Kelenteng kuno jadi daya tarik wisata religi
JAKARTA: Peninggalan kelenteng kuno di berbagai daerah di Indonesia menjadi salah satu daya tarik untuk kegiatan wisata religi, sekaligus sebagai bukti kontribusi masyarakat Tionghoa terhadap budaya Indonesia sejak ratusan tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Ria Indhryani
Editor : Mursito
Topik
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
Terpopuler
# Hot Topic
Rekomendasi Kami
Foto
