Menurut catatan Bisnis, penerimaan airport tax Bandara Abdulrachman Saleh sampai saat ini lebih dari Rp3 miliar. Dana tersebut tidak bisa dibagi karena dasar hukumnya belum jelas karena belum lembaga yang menangani bandara tersebut.
Menurut Nazar, wajar jika UPTD Bandara Abdulrachman Saleh dibentuk Pemprov Jatim, karena yang mendapatkan pelimpahan kewenangan pengelolaan bandara itu untuk penerbangan sipil memang Pemprov Jatim.
Landasan pacu
Selain pembenahaan pengelolaan administrasi, fisik Bandara Abd Saleh terus ditingkatkan. Fasilitas yang telah dibenahi, terminal kedatangan dan keberangkatan penumpang.
Proyek terminal tersebut sepenuhnya dibiayai APBD Kab. Malang, sedangkan untuk pengadaan mebelair dan interior ditangani Pemprov Jatim maupun Pemkot Malang dan Pemkot Batu.Tinggal pengaliran listrik. Kami sudah memohon ke PLN agar di terminal tersebut bisa dialiri listrik, ujar Nazar.
Fasilitas lainnya akses jalan masuk ke bandara untuk militer dan sipil sudah dipisah. Sudah ada masuk yang khusus untuk menuju terminal kedatangan dan keberangkatan penumpang penerbangan sipil.
Dalam proyek jalan masuk ke bandara tersebut, Pemkab Malang membantu pengadaan tanah. Pemkab menganggarkan Rp8 miliar, sedangkan proyek fisiknya didanai Pemprov Jatim.Apron dan taxi way juga telah dibangun. Yang perlu mendapat perhatian keberadaan landasan pacu. Landasan pacu yang ada masih belum ideal, hanya sepanjang 1.800 meter, sehingga perlu ditambah 500 meter agar pesawat dengan badan besar bisa landing dan take off di bandara tersebut, kata Nazar.
Namun pemerintah pusat tampaknya mempunyai perhatian untuk pengembangan penerbangan sipil Bandara Abd. Saleh. Pada 2011, kata Nazar, rencananya perpanjangan landasan mulai dikerjakan dengan dana yang bersumber dari APBN.
Dengan diperpanjangnya landasan pacu bandara tersebut, menurut dia, diperkirakan frekwensi penerbangan akan meningkat. Hal itu bisa terjadi karena pesawat-pesawat berbadan besar bisa beroperasi di bandara tersebut.
Kabarnya Garuda Indonesia akan menambah frekuensi penerbangan rute Malang-Jakarta. Namun rencana tersebut tidak segera dapat direalisasikan karena maskapai tersebut kekurangan pesawat berbadan sedang. Pesawat mereka kebanyakan berbadan besar.(sut)