Bisnis.com, JAKARTA - Presiden AS Donald Trump mengatakan tarif timbal balik yang akan diumumkan minggu ini akan berlaku untuk semua negara, bukan hanya kelompok kecil yang terdiri dari 10 hingga 15 negara dengan ketidakseimbangan perdagangan terbesar.
Melansir Reuters pada Senin (31/3/2025), Trump telah berjanji untuk mengungkap rencana tarif besar-besaran pada Rabu (2/4/2025), yang dia sebut sebagai "Hari Pembebasan." Trump telah mengenakan tarif pada aluminium, baja, dan mobil, beserta peningkatan tarif pada semua barang dari China.
"Anda akan mulai dengan semua negara. Pada dasarnya semua negara yang sedang kita bicarakan," katanya kepada wartawan di Air Force One.
Sebelumnya, Penasihat ekonomi Gedung Putih Kevin Hassett baru-baru ini mengatakan kepada Fox Business bahwa fokus tarif pemerintah akan berada pada 10 hingga 15 negara dengan ketidakseimbangan perdagangan terburuk, meskipun dia tidak mencantumkannya.
Trump melihat tarif sebagai cara untuk melindungi ekonomi domestik dari persaingan global yang tidak adil dan sebagai alat tawar-menawar untuk persyaratan yang lebih baik bagi AS.
Namun, kekhawatiran tentang perang dagang meresahkan pasar dan menciptakan ketakutan akan resesi di AS.
Baca Juga
Trump mengatakan, AS akan mengenakan serangkaian tarif timbal balik terhadap negara-negara yang mengenakan biaya atas ekspor AS, dan berjanji untuk menyamakan tarif negara-negara tersebut.
Pada bulan Februari, Trump menandatangani memorandum yang mengarahkan pejabat perdagangan AS untuk mendatangi negara demi negara dan menyusun daftar tindakan balasan yang disesuaikan.
Minggu lalu, dia mengusulkan untuk mengurangi rencana timbal baliknya, mungkin mengenakan tarif dalam beberapa kasus dengan tarif yang lebih rendah daripada yang dikenakan negara kepada Amerika Serikat.