Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Batalkan Kenaikan Tarif Baja & Aluminium Kanada Jadi 50%

Presiden AS Donald Trump membatalkan rencana menaikkan tarif baja dan aluminium impor dari Kanada menjadi 50%, hanya beberapa jam setelah mengumumkannya.
Presiden AS Donald Trump di Ruang Oval Gedung Putih di Washington, DC, AS, Senin, (24/2/2025). Bloomberg/Bonnie Cash/UPI
Presiden AS Donald Trump di Ruang Oval Gedung Putih di Washington, DC, AS, Senin, (24/2/2025). Bloomberg/Bonnie Cash/UPI

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat Donald Trump membatalkan rencananya untuk menggandakan tarif baja dan aluminium impor dari Kanada menjadi 50%, hanya beberapa jam setelah mengumumkannya.

Melansir Reuters, Rabu (12/3/2025), Trump menarik kembali kebijakan tersebut setelah Perdana Menteri Ontario Doug Ford membatalkan ancaman tarif 25% terhadap listrik yang diekspor Kanada ke lebih dari 1 juta rumah tangga di AS.

Ford sebelumnya mengancam akan menerapkan tarif tersebut kecuali Trump membatalkan seluruh ancaman tarif terhadap ekspor Kanada ke AS.

Setelah negosiasi, Gedung Putih mengonfirmasi bahwa hanya tarif 25% yang sebelumnya direncanakan akan diberlakukan pada baja dan aluminium dari semua negara, termasuk Kanada, mulai Rabu, tanpa pengecualian.

"Presiden Trump kembali memanfaatkan kekuatan ekonomi AS untuk mengamankan kemenangan bagi rakyat Amerika," ujar juru bicara Gedung Putih Kush Desai dalam pernyataan resminya.

Keputusan ini memicu gejolak di pasar saham. Indeks S&P 500 anjlok hingga 5.528,41 poin—penurunan 10% dari rekor tertingginya di 6.144,15 pada 19 Februari, sekaligus memasuki tren koreksi tahun ini.

Namun, indeks mulai pulih setelah Ford menangguhkan rencana tarif listrik dan Ukraina menerima proposal gencatan senjata 30 hari.

Trump sebelumnya memicu aksi jual di pasar keuangan dengan postingan di Truth Social dengan mengumumkan rencana tarif tambahan 25% terhadap baja dan aluminium dari Kanada, di samping tarif 25% yang telah berlaku untuk negara lain.

Ia juga mengkritik kebijakan proteksi Kanada terhadap sektor pertanian dan mengancam akan menaikkan tarif mobil impor dari Kanada mulai 2 April jika kebijakan tarif Kanada tidak diubah.

Meski pasar bergejolak, Trump bersikeras bahwa kebijakan tarif tinggi akan memberikan manfaat jangka panjang bagi ekonomi AS.

"Semakin tinggi tarifnya, semakin besar kemungkinan mereka (perusahaan) akan membangun pabrik di sini... Tarif ini menghasilkan banyak pemasukan bagi negara, tapi kemenangan terbesar adalah menciptakan lapangan kerja di AS," ujarnya.

Perang dagang ini terjadi di tengah transisi kepemimpinan di Kanada. Perdana Menteri Justin Trudeau akan menyerahkan kekuasaan kepada Mark Carney, yang baru saja memenangkan kepemimpinan Partai Liberal.

Carney menyatakan bahwa ia belum dapat berbicara langsung dengan Trump sebelum secara resmi dilantik sebagai perdana menteri.

Gedung Putih mengecam pernyataan Ford sebagai "menghina" dan memperingatkan bahwa Kanada sebaiknya tidak memutus pasokan listrik ke AS.

Menteri Energi Alberta juga menyatakan bahwa provinsi tersebut telah memberikan opsi kepada pejabat AS untuk meredakan ketegangan perdagangan selama konferensi energi CERAWeek di Houston.

Di sisi lain, Trump mengadakan pertemuan dengan lebih dari 100 CEO perusahaan AS untuk membahas dampak kebijakan tarif terhadap ekonomi domestik. Beberapa sektor industri, termasuk penerbangan dan ritel, menyuarakan kekhawatiran bahwa ketidakpastian kebijakan perdagangan mulai menekan belanja konsumen dan perjalanan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper