Bisnis.com, JAKARTA – Direktur Utama PT Trans Digital Cemerlang (TDC) Indra dan Direktur Eksekutif DPP Asosiasi Pasar Rakyat Seluruh Indonesia (Aparsi) Nicholas Anggada menyampaikan penggunaan QRIS di pasar-pasar membuat pencatatan transaksi para pedagang lebih baik.
"Penggunaan QRIS atau transaksi digital lain, dalam perspektif Aparsi, kita punya credit scoring yang lebih presisi," ujar Nicholas saat dikonfirmasi, Minggu (24/11/2024).
Dengan demikian, sambungnya, dari pandangan perbankan, ketika seorang pedagang ingin mengajukan kredit, praktis akan lebih mudah melihat pencatatan transaksi. Karena itu, Aparsi turut mendorong penggunaan transaksi digital bagi pedagang pasar.
"Jadi apa ya, dari sisi merchant atau pedagang pasar ini kita lagi berdayakan agar mereka mulai transaksi non-tunai. Ini akan membawa data yang lebih bagus gitu. Ketika teman-teman mau mengambil kredit dan sebagainya," ujar Nicholas.
Dia menerangkan, Aparsi tengah gencar berkolaborasi dengan regulator, dan mitra perbankan, supaya pedagang pasar ingin bertransaksi secara non-tunai, maupun menggunakan QRIS.
"Jadi supaya mengimpulsif dua belah pihak ya. Jadi pedagang happy maupun pembelinya juga happy. Cuman memang tantangannya kembali lagi. Tidak semua perdagang itu kan mau mengerti dan mau berubah gitu ya. Sekalipun sudah dapet banyak insentif," tuturnya.
Baca Juga
Di sisi lain, sudah ada kemudahan dari perbankan, jika sebelumnya perputarannya T+1 (hari perdagangan ditambah satu hari kerja), kini sudah T+0. Selain itu, biaya layanan merchant atau Merchant Discount Rate (MDR) QRIS bagi pelaku UMKM juga sudah 0,3 persen.
Senada, Direktur Utama PT TDC, Indra menilai digitalisasi transaksi membuat bisnis lebih transparan. Dia mencontohkan produk aplikasi milik perusahaannya Posko Lite yang memiliki menu yang dirancang khusus untuk membantu Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) beralih dari pencatatan manual ke sistem digital yang lebih modern dan efisien.
“Pemilik UMKM bisa memantau semua transaksi yang berjalan sesuai keinginannya. Jadi dia bisa melihat keuntungan atau kebutuhan stok barang secara harian, mingguan dan seterusnya,” ujarnya.