Bisnis.com, JAKARTA – Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memperkirakan rencana presiden terpilih Prabowo Subianto membebaskan pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) pembelian properti bakal meningkatkan konsumsi masyarakat.
Direktur Indef Esther Sri Astuti menilai implementasi tersebut bakal menggenjot pertumbuhan ekonomi nasional yang memang belakangan tengah mengalami pelemahan.
“Insentif pajak ini mendorong konsumsi masyarakat di tengah ekonomi yang sedang lesu. Kebijakan ini bagus untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dari konsumsi,” tuturnya kepada Bisnis, Senin (14/10/2024).
Akan tetapi, tambah Esther, pemerintah ke depan sepatutnya tak hanya fokus menggenjot pertumbuhan ekonomi dari sisi konsumsi saja, melainkan perlu juga meningkatkan kinerja investasi untuk menjadi motor pertumbuhan ekonomi RI.
Di lain hal, pemerintah juga perlu fokus meningkatkan kinerja ekspor sejumlah komoditas andalan RI untuk dapat mendorong pertumbuhan RI.
Terlebih, presiden terpilih Prabowo Subianto sendiri menargetkan pertumbuhan ekonomi nasional dapat tembus hingga 8% di masa kepemimpinannya.
Baca Juga
“Namun demikian, pertumbuhan ekonomi jangan hanya bertumpu pada konsumsi. Tetapi juga dari investasi dan ekspor juga harus ditingkatkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi,” tegasnya.
Sebelumnya, rencana penghapusan PPN dan BPHTB pembelian rumah tersebut disampaikan oleh adik Prabowo yang juga menjabat sebagai Ketua Satuan Tugas (Satgas) Perumahan Presiden Terpilih, Hashim S. Djojohadikusumo.
Dia menjelaskan, Prabowo memang berkomitmen untuk dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat salah satunya lewat memberikan kemudahan kepemilikan hunian.
Atas dasar hal itu, Hashim menyebut bahwa usulan penghapusan BPHTB tersebut telah direkomendasikan kepada pemerintahan terpilih.
“BPHTB 5% ya ini rekomendasi kita dari pemerintah untuk dihapus. Jadi sekitar 16% [insentif perumahan, bebas PPN dan bebas BPHTB],” jelasnya.
Selain itu, Hashim juga menjelaskan bahwa sektor properti memang menjadi salah satu yang didorong untuk dapat menjadi mesin pertumbuhan ekonomi RI tembus 8%. Pasalnya, sektor ini memiliki keterkaitan dengan 185 industri turunan lain.
“Hal itu luar biasa, sehingga dapat membantu target pemerintahan Prabowo-Gibran untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8% per tahun,” tuturnya.