Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mungkinkah BI Pangkas Suku Bunga Lebih Cepat dari The Fed?

Kapan Bank Indonesia (BI) pangkas suku bunga acuan? Bakal lebih cepat dari The Fed?
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan pemaparan dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) di Jakarta, Rabu (22/5/2024). Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 21-22 Mei 2024 memutuskan menahan suku bunga acuan BI rate di level 6,25%. JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan pemaparan dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) di Jakarta, Rabu (22/5/2024). Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 21-22 Mei 2024 memutuskan menahan suku bunga acuan BI rate di level 6,25%. JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) masih belum mengumumkan membuka peluang penurunan suku bunga acuan atau BI Rate lebih cepat dari prognosis awal di akhir kuartal IV/2024.  

Padahal, pasar melihat ruang bagi Bank Sentral Amerika Serikat alias Federal Reserve atau The Fed akan menurunkan Fed Fund Rate (FFR) lebih cepat dari semula Desember 2024 menjadi September 2024.

Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) David Sumual menuturkan bukan tidak mungkin Indonesia dapat mencuri start lebih awal dalam pemangkasan suku bunga BI Rate. 

“Tergantung kondisi inflasi dan stabilitas rupiah. Kalau kedua indikator ini memungkinkan bisa saja BI memangkas lebih dahulu,” ujarnya, dikutip Kamis (18/7/2024). 

David memperkirakan BI akan tetap konservatif mengingat masih tingginya risiko capital outflow, selain masih minimnya katalis dalam negeri, termasuk ekspor komoditas yang masih cenderung stagnan. 

Tempo hari kala meletupnya lagi konflik di Timur Tengah, lanjutnya, asing berbondong-bondong menarik keluar aliran modal. Meski sekarang sudah mulai pulih, SBN yang masuk masih terbatas. 

Terlihat dari usaha BI dalam menarik inflow atau modal-modal asing ke dalam negeri melalui imbal hasil dari instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) yang lebih kompetitif ketimbang Surat Berharga Negara (SBN).  

Posisi instrument SRBI tercatat senilai Rp775,45 triliun per 15 Juli 2024. Penerbitan SRBI telah mendukung aliran masuk portofolio asing ke dalam negeri, tecermin dari kepemilikan nonresiden yang mencapai Rp220,35 triliun atau 28,42% dari total outstanding

“Misal BI memutuskan memangkas lebih dulu, mungkin akan mempengaruhi stabilitas rupiah,” tuturnya. 

Adapun, Gubernur Bank Indonesia (BI) tidak mengubah rencana penurunan suku bunga acuan atau BI Rate, yakni tetap pada kuartal IV/2024. 

Perry bersama jajaran dewan gubernur akan terus memantu kondisi FFR. Selain itu, juga terhadap US Treasury, serta kinerja dolar AS. 

“Arah BI Rate akan turun kemungkinan masih sama, yaitu pada kuartal IV/2024, dan kemungkinan FFR memang maju,” ungkapnya dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur BI, Rabu (17/7/2024)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper