Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kabar dari Bisnis Properti di Singapura: Harga Mahal, Pemerintah Lelang 10 Kawasan Baru

Pemerintah Singapura pada kuartal II/2024 diperkirakan akan mulai melelang 10 kawasan baru untuk hunian dan komersil.
Penanda gedung Singapore Exchange Ltd. (SGX) atau Bursa Efek Singapura, dipotret pada Selasa (7/2/2023). - Bloomberg/Nicky Loh
Penanda gedung Singapore Exchange Ltd. (SGX) atau Bursa Efek Singapura, dipotret pada Selasa (7/2/2023). - Bloomberg/Nicky Loh

Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintah Singapura direncanakan kembali melelang 10 lokasi untuk pemukiman pada paruh kedua tahun ini.

Dikutip dari Bloomberg, Selasa (25/6/2024), kawasan yang dilelang mencakup sembilan lokasi perumahan pribadi dan satu lokasi komersial dan residensial.

Diperkirakan kawasan ini mampu memasok 11.110 unit hunian swasta. Kementerian Pembangunan Nasional dalam pernyataannya menyebutkan akan terus memasok pengembangan perumahan dalam beberapa waktu ke depan.

Meski demikian, para pengembang di negara kota itu tidak merespons dengan baik kebijakan ini. Disebutkan para pemodal sektor properti semakin berhati-hati dalam menangani proyek-proyek baru.

Disebutkan pasar properti Singapura tengah melemah sebagai dampak suku bunga yang lebih tinggi. Demikian juga minat orang kaya dari berbagai penjuru dunia tidak lagi tinggi di kawasan ini.

Bahkan untuk pertamakalinya dalam lelang kawasan pekan lalu, sebuah lokasi yang dilelang untuk jadi kawasan perumahan tidak menarik para pengembang. Kondisi ini pertama kali terjadi dalam 20 tahun terakhir.

Kondisi menunjukkan lemahnya permintaan juga terlihat dari kebijakan Pemerintah Singapura yang menolak satu-satunya tawaran masuk untuk sebidang tanah utama negara. Penolakan dilakukan karena harga yang dimasukkan dinilai terlalu rendah.

Upaya membanjir pasokan perumahan ini seiring dengan harga sewa hunian di Singapura yang semakin tinggi.

Pemerintah menyebutkan untuk meredakan kenaikan harga, pemerintah akan terus memasok rumah siap huni dalam beberapa tahun ke depan.

Penjualan Rumah Baru di Singapura Turun

Sementara itu dalam laporan berbeda, Bloomberg mencatat penjualan rumah baru di Singapura turun untuk bulan kedua karena lemahnya permintaan dan kurangnya peluncuran rumah baru dalam jumlah besar terus membebani pasar.

Hanya 221 unit yang terjual oleh pengembang pada bulan Mei, turun dari 301 unit pada bulan April, menurut data yang dirilis oleh Urban Redevelopment Authority.

Capain ini anjlok 79% dibanding tahun sebelumnya. Penjualan properti di Singapura ini juga yang terendah pada paruh pertama lebih dari satu dekade.

Untuk penjualan pada Juni 2024 ini juga diperkirakan akan mini. Pasalnya keluarga-keluarga kaya melakukan perjalanan liburan sekolah selama sebulan.

Realtor Knight Frank mengatakan pihaknya memperkirakan penjualan rumah baru pada tahun ini akan kurang dari 7.000 unit. Estimasi ini anjlok dalam perkiraan sebelumnya yang mencapai 9.000 unit. Lembaga ini memperkirakan pasar properti baru akan bergairah jika jika suku bunga dipotong atau kebijakan pemerintah dilonggarkan.

Meski begitu, harga masih tetap tinggi meski terjadi penurunan transaksi. Nilai rumah pribadi telah meningkat selama tiga kuartal berturut-turut, dan beberapa transaksi menarik masih terjadi. Pada bulan Mei, sebuah apartemen di Skywaters Residences, sebuah pengembangan mewah yang didukung oleh Alibaba Group Holding Ltd., dibeli oleh orang asing yang tidak diketahui kewarganegaraannya seharga S$47,3 juta (US$35 juta).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper