Transisi Tiktok-Tokopedia Selesai, Seller: Proses Tak Ganggu Bisnis

Para sellers atau penjual online di TikTok Shop menanggapi positif mulusnya proses transisi sistem elektronik TikTok Shop.
Foto: M Thobroni Ali, CEO Bromen, dok.pribadi
Foto: M Thobroni Ali, CEO Bromen, dok.pribadi

Bisnis.com, JAKARTA - Para sellers atau penjual online di TikTok Shop menanggapi positif mulusnya proses transisi sistem elektronik TikTok Shop yang seluruhnya kini sudah dikelola oleh Tokopedia per akhir Maret 2024, pascakolaborasi TikTok-Tokopedia sejak 12 Desember tahun lalu.

M Thobroni Ali, CEO PT Solomon Indo Global, produsen dari brand perawatan pria, Bromen, mengatakan perusahaan baru aktif berjualan online via TikTok Shop di pertengahan tahun 2021. 

Setelah itu, penjualan mendapatkan dampak sangat besar pada April 2022. “Kami mendapatkan efek yang luar biasa karena saat itu kami menemukan ini winning campaign yang kemudian membuat kami bisa beriklan lebih masif dan respons pasar cukup bagus,” katanya kepada wartawan di Jakarta, Kamis (4/4/2024).

Menurut Roni, panggilan akrabnya, dalam satu bulan pernah perusahaan mendapatkan kenaikan penjualan 10 kali lipat atau 1.000% via TikTok Shop, terutama di April hingga Mei 2022.

“Dan dari situ kami mulai membangun tim untuk memperbaiki segala aspek dari brand, baik operasional, marketing, SDM, keuangan, dan itu berjalan sampai September 2023. Lalu keluar aturan bahwa Tiktok Shop ditutup, itu kami cukup terpukul karena salah satu revenue stream kami di TikTok Shop itu ditutup,” kata Roni.

Namun pihaknya sebagai brand lokal menghargai dan menghormati keputusan Kementerian Perdagangan (Kemendag) yang berupaya menjaga iklim usaha dan mendorong UMKM ketika menutup TikTok Shop pada awal Oktober 2023 setelah keluarnya Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 31 tahun 2023..

“Kami yakin di balik itu pasti ada tujuan baik pemerintah untuk mendorong UMKM Indonesia dan dampaknya itu memang kami bisa memetik pelajaran, misalnya kami akhirnya membangun lini bisnis ini secara menyeluruh, omnichannel kami bangun, dan tim kami rigid-kan biar efektif kerjanya,” katanya.

Namun kabar baiknya, setelah TikTok Shop kembali lagi melalui kolaborasi dengan  Tokopedia sejak 12 Desember 2023, para seller TikTok Shop termasuk Broman kembali mendapatkan angin segar. “Akhirnya alhamdulillah saya ingat tanggal 12-12, TikTok Shop dibuka, walaupun sistemnya saat itu masih buka tutup waktu itu,” katanya.

“Dan alhamdulillah 1,5 bulan setelah TikTok Shop-Tokopedia dibuka, kami mengalami peningkatan sangat-sangat signifikan, sebulan setelah itu, Januari 2024, pendapatan naik 150 kali lipat dari waktu join awal-awal di TikTok Shop,” cerita Roni.

Menurut Roni, hal itu lantaran kolaborasi dengan Tokopedia semakin meningkatkan posisi brand  lokal yang lebih diperhatikan. “Jadi masyarakat lebih mengenal brand lokal, kami juga ikut Kampanye Beli Lokal 12.12. Justru lebih powerful dengan kerja sama Tokopedia, karena actionnya-brand lokal sangat diprioritaskan untuk UMKM.”

Di sisi lain, pendapatan yang sama diutarakan Co-founder dan CEO Gently Indonesia, brand skincare untuk bayi, Nyoman Anjani. Dia mengatakan proses transisi sistem elektronik tersebut sangat seamless dan tidak terasa bagi para pengguna. “Nggak ada bedanya. Bener-bener smooth.”

“Saran saya ya sebagai pengguna dan pengusaha. Kalau bisa konsumen itu senang kepraktisan ya itu dan adanya digabung sosial media dan e-commerce di mana konsumen bisa langsung check out tanpa keluar dari platform itu sudah membuat kepraktisan yang membuat konsumen tuh lebih mudah untuk bertransaksi,” katanya.

Nyoman yang juga alumnus Massachusetts Institute of Technology ini mengatakan lebih baik kolaborasi ini dipertahankan karena azas kepraktisan itu mendorong pertumbuhan bisnis dan kenyamanan konsumen. “Ketika itu dipisah step by step orang untuk melakukan transaksi menjadi lebih panjang dan itu somehow apa ya potensi nggak jadi order tuh jadi lebih tinggi karena kan repot keluar platform dulu, loading dulu.”

Selama ini, katanya, kanal TikTok Shop mampu menyumbang 50% pendapatan perusahaan dari penjualan online dibandingkan dengan platform lain. Ketika TikTok Shop kolaborasi dengan Tokopedia, penjualan perusahaan kembali ke titik normal ke angka pendapatan sebelum TikTok Shop ditutup.

“Jadi semua video yang dahulu ada keranjang kuningnya naik lagi, jadi ada keranjang kuning lagi, orang bisa langsung check out. That’s why penghasilannya langsung balik kayak normal kayak sebelum tutup ya itu sih yang amazing,” kata Nyoman yang kini didukung sekitar 14.000 afiliator TikTok ini.

Transisi Tiktok-Tokopedia Selesai, Seller: Proses Tak Ganggu Bisnis

Foto: Co-founder dan CEO Gently Indonesia, brand skincare untuk bayi, Nyoman Anjani, dok.pribadi

Saat TikTok Shop ditutup Gently, kata Nyoman, sempat terdampak dengan melakukan penundaan penerimaan karyawan baru dan terpaksa memutus kontrak beberapa karyawan yang kontaknya mau habis.

“Hanya saja, waktu itu karyawan kami masih sedikit ya, mungkin 40-an orang, jadi kami enggak sampai di level PHK orang, hanya tidak memperpanjang kontrak dan freeze hiring,” kata Nyoman. Gently saat ini didukung lebih dari 1.000 outlet di seluruh Indonesia.

Sebelumnya, Melissa Siska Juminto, Presiden Tokopedia, mengatakan seluruh aktivitas pembayaran dan transaksi serta pengelolaan user dan pedagang (merchant) yang semula dilakukan oleh TikTok, saat ini telah berpindah ke domain PT Tokopedia dan dikelola sepenuhnya oleh Tokopedia melalui aplikasi “Shop Tokopedia”.

“Dapat kami sampaikan bahwa terhitung sejak tanggal 27 Maret 2024, Tokopedia dan Shop | Tokopedia telah menyelesaikan dan memenuhi seluruh ketentuan perizinan berusaha sesuai masa uji coba yang telah ditetapkan Kementerian Perdagangan,” katanya kepada wartawan dalam Diskusi Media Update Perkembangan Masa Transisi TikTok dan Tokopedia, Rabu (3/4/2024).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Media Digital
Editor : Media Digital
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

# Hot Topic

Rekomendasi Kami

Foto

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper