Bisnis.com, JAKARTA - Ada yang berbeda dari perhelatan Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 12.12 di penghujung tahun 2023. Ya, platform social e-commerce TikTok Shop, yang sebelumnya sempat ditutup pemerintah, kini resmi beroperasi kembali alias comeback.
Seperti diketahui, pemerintah menutup TikTok Shop selama kurang lebih 70 hari. Di sela-sela penutupan tersebut, TikTok ternyata menjalin komunikasi intens dengan PT Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO).
Tokopedia dan TikTok Shop Indonesia dikombinasikan di bawah PT Tokopedia. Sebagai catatan TikTok akan memiliki pengendalian atas PT Tokopedia. Fitur layanan belanja dalam aplikasi TikTok di Indonesia akan dioperasikan dan dikelola oleh PT Tokopedia.
Dalam kerja sama tersebut, TikTok berkomitmen untuk menginvestasikan dana lebih dari US$1,5 miliar atau setara Rp23,27 triliun dengan kurs Rp15.517. TikTok berjanji untuk bekerja sama dalam jangka panjang untuk mendukung operasional Tokopedia.
Salah satu komitmen yang disampaikan, yakni saham GOTO dalam Tokopedia tidak akan terdilusi. Melalui kesepakatan ini, TikTok dan GoTo dapat memperluas manfaat bagi pengguna serta pelaku UMKM Indonesia.
Pertumbuhan bisnis Tokopedia setelah dikombinasikan dengan TikTok Shop Indonesia ini akan membawa keuntungan bagi GoTo, yang akan tetap menjadi mitra ekosistem bagi Tokopedia, termasuk menjangkau pasar yang lebih luas dengan layanan keuangan digital melalui GoTo Financial dan on-demand services dari Gojek. GoTo juga akan menerima aliran pendapatan dari Tokopedia sejalan dengan skala dan pertumbuhan perusahaan tersebut.
Baca Juga
Kemitraan strategis antara TikTok dan GOTO akan diawali dengan periode uji coba yang dilaksanakan dengan konsultasi dan pengawasan dari kementerian serta lembaga terkait.
Dompet Digital TikTok Pay
Sebelum ditutup oleh pemerintah, TikTok dikabarkan akan merambah layanan dompet digital atau e-wallet yang diberi nama TikTok Pay.
Berdasarkan pemberitaan Bisnis beberapa bulan silam, Asosiasi Modal Ventura dan Startup Indonesia (Amvesindo) sempat memprediksi sejak lama bahwa platform e-commerce asal China, TikTok, akan menghadirkan layanan pembayaran.
Bendahara Modal Ventura Indonesia Edward Ismawan Wihardja mengatakan dalam sebuah studi dari McKinsey, transaksi e-commerce khususnya live shopping akan makin populer.
“Tren e-commerce transaction khususnya live shopping di kanal media sosial sudah diprediksi akan makin populer sejak studi yang dilakukan di 2018,” ujar Edward kepada Bisnis.
Diketahui, dalam survei McKinsey ada 8 sosial media yang diprediksi akan menjadi sosial commerce, dan tiga di antaranya sudah menjadi kenyataan pada saat ini. Lebih lanjut, Edward juga menyatakan Tiktok akan menjadi pesaing yang cukup kuat karena ekosistem yang dimiliki sudah cukup besar.
Selain itu, hal ini akan menjadi opsi pembayaran yang penting dan mudah untuk dijustifikasi investasinya karena volume transaksi yang besar.
“Saya tidak punya Informasinya, namun untuk menjaga pola historical transaksi berikut profiling dari pelanggan, Tiktok memang layak [memiliki] layanan payment dimiliki sendiri,” ujar Edward.
Sebelumnya, Tiktok dikabarkan akan mengambil lisensi pembayaran di Indonesia dan tengah berbicara dengan Bank Indonesia. Jika permintaan tersebut diterima oleh Bank Indonesia, Tiktok berpeluang menghadirkan layanan pembayaran seperti ShopeePay, GoPay, ataupun DANA.
Kini, Tiktok Shop telah kembali. Meski baru mulai merintis lagi, banyak pihak tentu bertanya-tanya: akankah TikTok meluncurkan dompet digital atau e-wallet dalam waktu dekat?
Harbolnas 12.12
Kembalinya Tiktok Shop setelah 70 hari "mati suri" dimulai pada 12 Desember 2023 yang bertepatan dengan Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas).
Seperti diketahui, Harbolnas merupakan inisiatif pemerintah Indonesia yang ditujukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi digital melalui pemberdayaan UMKM lokal. Hadir di aplikasi Tokopedia dan TikTok, kampanye Beli Lokal akan mempromosikan berbagai jenis merchant, dengan fokus utama pada produk asal Indonesia.
Program Beli Lokal di aplikasi TikTok, akan memungkinkan para pengguna TikTok berbelanja dan berinteraksi dengan produk lokal favorit mereka.
Ke depannya, TikTok, Tokopedia, dan Grup GoTo berkomitmen memberikan manfaat lebih luas bagi para pelaku UMKM di Indonesia dengan memanfaatkan platform e-commerce, dan mendorong penciptaan jutaan lapangan kerja baru dalam lima tahun mendatang. Dengan penggabungan kedua bisnis tersebut, lebih dari 90% merchant di TikTok Shop merupakan pelaku UMKM.
Salah satu layanan yang ditunggu-tunggu pengguna TikTok Shop adalah keranjang kuning. Untuk diketahui, keranjang kuning merupakan fiitur belanja yang khas dari TikTok Shop dan tidak dimiliki oleh sosial media lainnya.
Melalui keranjang kuning, pengguna TikTok Shop dapat langsung berbelanja atau check out secara langsung di platform tersebut. Dengan demikian, pengguna tidak perlu masuk ke platform e-commerce untuk menyelesaikan transaksi.
Selain itu, fitur belanja TikTok yang baru melarang penggunaan bahasa Mandarin.
“Keranjang kuning di video yang sudah di-upload akan kembali per 12 Desember 00.00. Seller dapat mengiklankan kembali video lama yang sudah di-upload,” ujar pengumuman dari TikTok, dikutip Selasa (12/12/2023).