Bisnis.com, JAKARTA — Banyak perusahaan tua di dunia yang tak lapuk oleh waktu dan tak lekang oleh zaman. Sebut saja DuPont, perusahaan kimia multinasional asal Delaware, Amerika Serikat (AS), yang eksis sejak 1802. Juga ada Remington, perusahaan senjata api berkualitas tinggi asal AS yang masih beroperasi sejak 1816.
Kita juga menjadi saksi atas eksistensi Lloyds Bank, bank ritel dan komersial, yang berdiri sejak 1765 di Birmingham, Inggris, sampai sekarang. Demikian halnya dengan Baccarat, produsen barang kristal mewah untuk koleksi dan dekorasi rumah, yang masih berdiri sejak 1764 di Baccarat, Prancis.
Selama berabad-abad pula, pemahaman Martell & Co. S.A., perusahaan minuman beralkohol kelas dunia asal Prancis, kepada pelanggannya terus ditingkatkan agar kebutuhan dan keinginan mereka terpenuhi. Hubungan jangka panjang dengan pelanggan dapat membantu membangun loyalitas dan dukungan konsumen.
Ulasan tentang sejarah dan perjalanan panjang Martell yang masih berdiri kokoh, bahkan terus melakukan ekspansi bisnis di tengah usianya yang sudah menginjak 308 tahun, menjadi salah satu pilihan Bisnisindonesia.id, selain beragam kabar ekonomi dan bisnis yang dikemas secara mendalam dan analitik tersaji dari meja redaksi Bisnisindonesia.id.
Berikut intisari dari top 5 News Bisnisindonesia.id yang menjadi pilihan editor, Minggu (19/11/2023):
Adu Kuat Visi Misi 3 Pasang Capres–Cawapres di Bidang Perumahan
Sektor perumahan rupanya menjadi isu seksi yang diusung calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) pada pemerintahan periode 2024—2029 mendatang.
Apalagi, saat ini Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah yang besar dalam mengentaskan angka backlog perumahan yang mencapai 12,7 juta hunian berdasarkan data Susenas BPS pada 2021.
Diperkirakan angka backlog setiap tahunnya mengalami penambahan mencapai 700.000 hingga 800.000 kepala keluarga baru, sejalan dengan target pemerintah untuk dapat mengentaskan permasalahan kepemilikan hunian atau zero backlog pada Indonesia Emas pada 2045 mendatang.
Untuk mencapai target 2045 ini tentu perlu terobosan. Jika tidak, target 2045 pada saat Indonesia Emas, 100 tahun Indonesia merdeka, jumlah backlog diperkirakan hanya dapat mencapai 25 juta unit atau 25 juta kepala keluarga tidak memiliki rumah.
Martell & Co., Kokoh Ratusan Tahun dengan Idealisme
Sebagai entitas perusahaan, Martell memiliki sejarah luar biasa keras dan berliku. Perusahaan ini ditempa oleh cobaan bertubi-tubi tetapi mampu bertahan. Ujian berat Martell yang pertama muncul ketika Prancis tengah bergolak menghadapi Revolusi 1789.
Peristiwa yang dikenal dunia sebagai Revolusi Prancis ini menjadikan Paris sumber kerusuhan terbesar dan banyak membumihanguskan bangunan serta sentra-sentra ekonomi kala itu. Namun, Martell selamat dan terus melanjutkan produksi dan penjualan. Martell juga lolos ketika terjadi embargo perdagangan kala meletus Perang Dunia I hingga gencatan senjata diteken di Compiègne, Prancis.
Khusus pasar Indonesia, Rio Afandi Brand Manager Martell PT Pernod Ricard Indonesia menjelaskan, Martell sudah dikenal di Indonesia sejak era 1980-an dan terus eksis sebagai brand kelas atas di segmen minuman.
Di Indonesia, ujar Rio, sejumlah line up Martell sudah eksis seperti Martell Cordon Bleu, V.S.O.P., hingga XO. Pada tahun ini, lanjutnya, Martell kembali melirik pasar Indonesia melalui Martell Noblige.
Saham Meroket Kekayaan Prajogo Pangestu Kian Tebal
Kekayaan Prajogo Pangestu menyusul sejumlah taipan dan menjadi orang terkaya di Indonesia seiring dengan moncernya kinerja sejumlah saham di kantongnya.
Mengutip data Forbes Real Time Billioners per Sabtu (18/11/2023), kekayaan Prajogo Pangestu mencapai US$43,5 miliar atau sekitar Rp674,42 triliun dengan estimasi kurs Rp15.504 per dolar AS.
Dengan jumlah kekayaan tersebut, Prajogo Pangestu mengalahkan sejumlah nama besar lain, seperti Low Tuck Kwong dengan kekayaan US$27,1 miliar (Rp420,15 triliun), Budi Hartono US$25,2 miliar (Rp390,70 trilun), Michael Hartono US$24,1 miliar (Rp373,64 triliun).
Kenaikan kekayaan Prajogo Pangestu tak lepas dari kinerja saham miliknya. Emiten anyar di bidang EBT PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) misalnya, berhasil menyalip kapitalisasi pasar PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) sehingga menjadi emiten kedua terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Menerka Pemulihan Pasar Properti Residensial Masih Kontraksi
Hingga kuartal III/2023, penjualan pasar properti residensial di pasar primer belum begitu pulih. Selepas badai pandemi Covid-19, rupanya industri properti tengah cemas terhadap sejumlah sentimen negatif mulai dari perang Rusia dengan Ukraina yang belum usai sejak awal tahun lalu.
Kemudian, ditambah lagi konflik Israel – Palestina pada akhir September menjadi kekhawatiran tersendiri bagi kondisi ekonomi global. Eskalasi geopolitik di Timur Tengah akan berdampak pada peningkatan harga energi dan kenaikan pangan yang tentu juga berimbas pada perekonomian domestik. Kebijakan suku bunga tinggi di Amerika Serikat juga ikut mengancam stabilitas ekonomi Indonesia.
Indonesia juga mulai memasuki hajatan Pemilu RI pada 2024. Selain itu, dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) menetapkan suku bunga acuan atau BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) naik 25 basis poin (bps) menjadi 6%.
Kenaikan suku bunga acuan ini untuk memperkuat stabilisasi nilai tukar rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global dan sebagai langkah preventif dan forward looking memitigasi dampaknya kepada imported inflation.
Pendar Harga Emas Menguat Dahului Minyak Mentah Dunia
Harga komoditas menguat di tengah meningkatnya ekspektasi The Fed selesai meningkatkan suku bunga, mendahului komoditas minyak mentah.
Misalnya saja, komoditas logam mulai mencatat penguatan mingguan terbesar dalam satu bulan terakhir di tengah meningkatnya ekspektasi bank sentral AS Federal Reserve setelah pengetatan kebijakan moneter.
Berdasarkan data Bloomberg, harga emas spot ditutup di level US$1.980,82 pada akhir perdagangan Jumat (17/11/2023), level tersebut tidak berubah dari posisi sebelumnya pada Kamis. Dalam satu pekan terakhir, harga emas spot telah menguat sekitar 2,4%.
Sementara itu, harga emas berjangka Comex kontrak Desember 2023 ditutup melemah 0,13% atau 2,6 poin ke level US$1.984,70 per troy ounce dan telah menguat 2,36 persen sepanjang pekan ini.
Analis pasar Gainesville Coins Everett Millman mengatakan emas bergerak lebih rendah meskipun ada potensi kuat untuk melanjutkan reli lebih lanjut, sebelum menguji level US$2.000 per troy ounce.