Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perbaiki Hubungan, Menkeu AS Janet Yellen Kunjungi Lagi China Tahun Depan

Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen akan mengunjungi China pada 2024.
Menteri Keuangan AS Janet Yellen dan delegasi pemerintah berkunjung ke Beijing, China untuk membahas bilateral AS-China./ Dok. Bloomberg.
Menteri Keuangan AS Janet Yellen dan delegasi pemerintah berkunjung ke Beijing, China untuk membahas bilateral AS-China./ Dok. Bloomberg.

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen akan mengunjungi China 2024 atas undangan mitranya, bersamaan dengan dua pejabat negara perekonomian terbesar itu. Kunjungan ini untuk meningkatkan dan memperbaiki hubungan yang tegang. 

Yellen mengatakan bahwa dia menyambut baik kunjungannya kembali ke China. Adapun, Yellen juga mengungkapkan bahwa kedua pihak ingin melanjutkan “irama kontak rutin”.

“Saya menantikan untuk melakukan perjalanan ke sana tahun depan,” kata Yellen pada konferensi pers, yang dikutip dari Bloomberg, Selasa (14/11).

Yellen pada Jumat (10/11) setelah pertemuan dua hari di San Fransisco dengan Wakil Perdana Menteri He Lifeng, menuturkan komunikasi yang lebih baik dapat membantu membuat keputusan yang lebih tepat. 

“[Komunikasi yang lebih baik] memungkinkan kita menghindari kesalahpahaman dan eskalasi yang tidak diinginkan, membuat keputusan yang tepat, dan berupaya mencapai hasil kebijakan yang spesifik,” jelas Yellen.

China juga menuturkan bahwa kedua belah pihak sepakat untuk memperkuat komunikasi, mencari konsensus, dan mengendalikan perselisihan untuk menghindari kesalahpahaman dan eskalasi gesekan yang tidak disengaja.

Negeri Tirai Bambu juga menuturkan bahwa para pemimpin kedua delegasi sepakat untuk melakukan komunikasi langsung secara teratur. 

Pembicaraan antar kedua pejabat tinggi tersebut membahas mengenai tantangan global, prospek ekonomi masing-masing dan bidang-bidang yang menjadi perhatian. 

Walaupun kedua belah pihak telah berupaya meningkatkan hubungan dan memulihkan dialog, utamanya mengenai isu-isu ekonomi, namun masih ada titik-titik perselisihan utama. 

Kementerian Keuangan menuturkan bahwa selama diskusi mereka, Yellen dan He menekankan bahwa AS dan China tidak berusaha memisahkan perekonomian mereka. 

Kemudian, Yellen menambahkan bahwa dia secara khusus menyampaikan kekhawatiran AS mengenai kontrol ekspor China terhadap mineral penting dan grafit, yang digunakan dalam pembuatan barang-barang berteknologi tinggi seperti semikonduktor dan baterai untuk kendaraan listrik. 

Di lain sisi, China secara eksplisit menyatakan keprihatinannya terhadap pembatasan investasi dua arah yang dilakukan AS dan tarif terhadap barang-barang China. Negeri Tirai Bambu kemudian menuntut tindakan nyata oleh AS untuk mengatasi keluhan tersebut. 

Meskipun masalah keamanan nasional telah menimbulkan ketegangan antara kedua belah pihak, Yellen mengidentifikasi beberapa bidang di mana kedua negara dapat bekerja sama, termasuk kesulitan utang di negara-negara miskin dimana China merupakan pemberi pinjaman bilateral terbesar.

Adapun, He juga menjelaskan sikap pemerintah terhadap perang Rusia di Ukraina dan konflik Israel-Hamas sebagai tanggapan atas pertanyaan AS. Wakil perdana menteri juga bertemu dengan perwakilan dari perusahaan China dan AS, tanpa menyebutkan nama perusahaan manapun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper