Bisnis.com, JAKARTA – Wakil Presiden (Wapres) Amerika Serikat (AS) Kamala Harris menekankan akan terus memperkuat hubungan bilateral antara AS—Indonesia, mulai dari transisi energi hingga bidang keamanan.
Hal ini disampaikannya saat melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Ruang Cenderawasih 3, Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Rabu (6/9/2023).
“Ada banyak pekerjaan yang sedang dilakukan di antara Negara-negara kita seiring dengan keinginan kita yang sama untuk terus memperkuat hubungan AS-Indonesia. Anda [Jokowi] telah menjadikan pertumbuhan ekonomi sebagai prioritas yang kami hargai, dan ini adalah prioritas yang kami bagi bersama,” ucap Kamala kepada Jokowi.
Lebih lanjut, dalam mencapai pertumbuhan ekonomi tersebut, Kamala menyebut sejumlah kemitraan yang dijanjikan oleh Amerika Serikat (AS) pada agenda KTT G20 di Bali pada November 2022 lalu, yakni pendanaan transisi energi di Indonesia senilai US$ 20 miliar atau sekitar Rp311 triliun.
Menurutnya, inisiatif infrastruktur senilai US$20 miliar itu diyakini dapat mengurangi emisi global, mempercepat transisi ke energi ramah lingkungan, dan mendukung pertumbuhan ekonomi berbasis lingkungan.
Tak hanya itu, Kamala juga memerinci sejumlah komitmen lain yang disampaikan Biden pada G20, yakni untuk meluncurkan program Millennium Challenge Compact senilai US$698 juta yang ditujukan untuk membantu membangun infrastruktur berkelanjutan dan makin memperkuat hubungan ekonomi AS-Indonesia.
Baca Juga
“Ke depan, kami berharap dapat bekerja sama dengan Anda untuk meningkatkan arus bisnis antar negara kita termasuk kerangka ekonomi Indo-Pasifik. Kami juga akan terus bekerja sama dengan Indonesia untuk membangun rantai pasokan yang tangguh, termasuk mineral penting yang diperlukan untuk memperluas perekonomian energi ramah lingkungan,” tutur Kamala.
Di sisi lain, Kamala juga menyoroti masalah keamanan antara kedua Negara, dia mengapresiasi bahwa AS-Indonesia dapat memperluas kemitraan di bidang pertahanan baik dari sisi keamanan maritim serta mendukung keamanan Indonesia dalam pembuatan batas-batas internasional.
“Sebagai kesimpulan, Amerika Serikat (AS) bangga atas ikatan kita yang kuat dan terus berkembang dengan negara demokrasi terbesar di dunia dan yakin bahwa kemitraan kita akan makin kuat dalam satu tahun dan dekade mendatang,” pungkas Kamala.
Untuk diketahui, di sela-sela agenda KTT G20, Selasa (15/11/2022), Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengumumkan peluncuran kemitraan Just Energy Transition Partnership atau JETP.
Kemitraan Pemerintah Indonesia dengan International Partners Group (IPG) yang dipimpin oleh AS dan Jepang itu akan memobilisasi komitmen pembiayaan senilai US$20 miliar atau sekitar Rp310,7 triliun (asumsi kurs Rp15.535 per US$) selama 3-5 tahun mendatang untuk membantu Indonesia dalam melakukan transisi energi yang ambisius dan adil, mencakup di dalamnya mencapai target net zero pada 2050, pengembangan energi terbarukan, hingga pengurangan secara bertahap pengoperasian pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berbasis batu bara.
Dari komitmen US$20 miliar tersebut, senilai US$10 miliar akan dimobilisasi oleh anggota IPG, termasuk di dalamnya Kanada, Denmark, Uni Eropa, Prancis, Jerman, Italia, Norwegia, dan Inggris.
Kemudian, komitmen pendanaan US$10 miliar juga akan dimobilisasi dan difasilitasi oleh Glasgow Financial Alliance for Net Zero (GFANZ), yang terdiri atas Bank of America, Citi, Deutsche Bank, HSBC, Macquarie, MUFG, dan Standard Chartered.
Pertemuan antara Presiden Joko Widodo dan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden jelang KTT G20 pada Senin (14/11/2022) sukses menuntaskan negosiasi untuk meluncurkan Millennium Challenge Corporation (MCC) Compact senilai US$698 juta, yang bersumber dari AS senilai US$649 juta dan Indonesia US$49 juta.
Kesepakatan ini akan mendukung pengembangan infrastruktur transportasi sadar iklim berkualitas tinggi di lima provinsi di Indonesia, memobilisasi modal untuk mendukung pembangunan Indonesia yang salah satunya dengan membangun kapasitas pasar keuangan Indonesia, dan meningkatkan akses keuangan untuk UMKM dan usaha yang dimiliki perempuan.
Selain itu, MCC Compact juga akan mendukung program penonaktifan PLTU sebagai bagian perluasan program Just Energy Transition Partnership (JETP).
Presiden AS Joe Biden juga mengumumkan kerja sama antara ExxonMobil dan PT Pertamina (Persero) senilai US$2,5 miliar untuk pengembangan hub carbon capture and storage (CCS).
Kerja sama Pertamina dengan ExxonMobil dilakukan melalui studi bersama untuk melihat potensi penyimpanan karbon dioksida (CO2) di formasi saline di wilayah kerja Pertamina. Selain itu, Pertamina juga sedang melakukan studi terkait dengan inisiatif dekarbonisasi salah satunya melalui CCS yang diharapkan mampu memberikan sumbangsih pada aspek energy security.