Bisnis.com, JAKARTA - Perekonomian Jepang tumbuh di atas proyeksi analis pada kuartal I/2023 menyusul peningkatan pengeluaran dari pelaku bisnis.
DIlansir Bloomberg pada Kamis (8/6/2023), Kantor Kabinet Jepang melaporkan Produk Domestik Bruto (PDB) Jepang kuartal I/2023 tumbuh 2,7 persen (year-on-year/yoy), melampaui perkiraan ekonom sebesar 1,9 persen.
Berdasarkan data, investasi korporat yang kuat menunjukan sentimen perusahaan-perusahaan tetap tangguh di tengah kekhawatiran perlambatan ekonomi global.
Namun pertumbuhan angka-angka tersebut juga muncul akibat dorongan yang terlalu tinggi dari persediaan yang membengkak. Hal ini menjadi tanda permintaan yang tidak sejalan dengan produksi. Pengeluaran konsumen juga sedikit lebih rendah dari perkiraan.
Di sis ilain, analis Bloomberg Economics Taro Kimura mengatakan pertumbuhan ekonomi Jepang akan melambat pada 2023. Permintaan eksternal yang lemah akan berdampak pada ekspor dalam melemahkan investasi bisnis.
Selain itu, menurutnya inflasi dan penurunan pendapatan rill mungkin akan membatasi pemulihan belanja konsumen.
Baca Juga
Ekonom utama di Mitsubishi UFJ Research and Consulting Shinichiro Kobayashi mengatakan bahwa Perdana Menteri Fumio Kishida terus mempertimbangkan situasi ekonomi saat ini sebagai momentum peningkatan tingkat dukungan.
Menurutnya, jika melihat ekonomi Jepang belakangan ini pemulihan negara ekonomi terbesar ketiga di dunia tersebut akan semakin menguat.
Selain itu, kondisi saat ini juga menjadi kabar positif bagi Kishida. Ada spekulasi bahwa dirinya mungkin akan mengadakan pemilihan umum yang dipercepat.
"Kishida mungkin akan mempertimbangkan pemilihan mendadak dengan memanfaatkan rasa harapan yang sedang tumbuh saat ini," jelas Kobayashi.
Ekonom SMBC Nikko Securities, Yoshimasa Maruyama juga tidak berpikir bahwa tingkat pertumbuhan akan mempengaruhi pemilihan waktu pemilu oleh Kishida.
Jepang sendiri masih berpotensi mengalami perlambatan pertumbuhan global, lantaran China menunjukan momentum yang menurun.
Untuk kedepannya, interaksi antara inflasi dan upah menjadi kunci apakah pemulihan saat ini akan berkelanjutan dan bank sentral Jepang akan mengubah kebijakan yang sangat longgar. Para ekonom memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan terus berlanjut meskipun kecepatannya lebih lambat di kuartal kedua.
Namun Kobayashi juga mengatakan ada beberapa kekhawatiran pada data April 2023.
"Satu-satunya kekhawatiran adalah bahwa beberapa data April, seperti pengeluaran rumah tangga dan upah, tidak begitu baik. Pemulihan ekonomi pada periode April hingga Juni mungkin tidak sekuat yang diharapkan." ucapnya.