Bisnis.com, JAKARTA - Pembelian obligasi pemerintah (US Treasury) oleh investor asing mencapai level tertinggi dalam lebih dua tahun terakhir pada Maret 2023, seiring dengan langkah investor mencari aset safe-haven di tengah tekanan sektor perbankan saat itu.
Mengutip Reuters pada Selasa (16/5/2023) Departemen Keuangan AS melaporkan kepemilikan US Treasury naik menjadi US$7,573 triliun atau sekitar Rp111 kuadriliun, naik US$230 miliar dari US$7,343 triliun pada bulan sebelumnya.
Analis suku bunga Senior TD Securities Gennadiy Goldberg mengatakan akumulasi bulanan US Treasury pada bulan Maret adalah yang sebesar sejak Juni 2021.
"Bulan itu [Maret] sangat signifikan karena saat itu ada volatilitas sektor perbankan. Hal yang paling menarik adalah banyaknya pembelian Treasuries," kata Goldberg.
Goldberg menambahkan, investor pada saat itu mengambil risiko karena tekanan perbankan. Mayoritas investor asing berasal dari China, Jepang, Inggris.
Sebagaimana diketahui, pada bulan Maret bank regional AS menjadi pusat perhatian dengan kebangkrutan Silicon Valley Bank dan Signature Bank.
Baca Juga
Yield atau imbal hasil Treasury AS dengan tenor 10 tahun berada di level 3,996 persen pada awal Maret, kemudian turun 50 basis poin menjadi 3,49 persen pada akhir bulan.
Jepang tetap menjadi investor asing pemegang obligasi AS terbesar dengan kepemilikan US$1,087 triliun, dan menjual Treasuries hampir sepanjang tahun 2022 untuk membantu menopang mata uang yen yang melemah.
China menjadi pemegang obligasi AS terbesar kedua dengan kepemilikan mencapai US$869,3 miliar.
Pada basis per transaksi, arus masuk asing ke Treasuries adalah US$35,8 miliar di bulan Maret dari US$57,6 miliar di bulan sebelumnya
Secara keseluruhan, pembelian asing bersih atas sekuritas jangka panjang diperkirakan mencapai US$133,3 miliar di bulan Maret, naik tajam dari arus masuk bulan Februari sebesar US$56,6 miliar.
Naiknya kepemilikan asing terhadap US Treasury pada Maret 2023 terjadi sebelum meningkatnya kekhawatiran terhadap gagal bayar utang AS akibat perselisihan mengenai kenaikan pagu utang federal.