Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Koordinator bidang Perekonomian memprediksi nilai ekonomi digital Indonesia akan terus tumbuh positif, di mana pada 2030 dapat mencapai US$360 miliar, setara Rp5.308 triliun (kurs Rp14.745 per dolar AS).
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital Ketenagakerjaan, dan UMKM Kemenko Perekonomian Rudy Salahuddin menyampaikan percepatan pengembangan inovasi dan teknologi menuntun Indonesia pada momentum transformasi ekonomi dan keuangan digital.
Hal tersebut menjadi elemen kunci dalam pemulihan pascapandemi dan mendorong talenta masyarakat Indonesia untuk memiliki daya saing.
Tercatat pada 2022, nilai ekonomi digital Indonesia mencapai US$77 miliar atau tumbuh 22 persen dari tahun sebelumnya.
Capaian tersebut bahkan menjadikan Indonesia sebagai pemain utama ekonomi digital di regional dan menguasai lebih dari 40 persen pangsa Asean.
“Pada 2025 nilai tersebut diprediksi meningkat dua kali lipat menjadi US$130 miliar dan akan naik mencapai US$360 miliar pada 2030 mendatang,” ujarnya dalam Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) 2023, Rabu (10/5/2023).
Baca Juga
Melihat dari sisi transaksi uang elektronik per Maret 2023, Rudy menyampaikan tumbuh 11,39 persen atau mencapai Rp34,1 triliun.
Sementara hingga Februari 2023, terdapat 785 pelaku usaha fintech dengan penyaluran kredit senilai Rp18,23 triliun.
“Saat ini negara kita tercatat memiliki lebih dari 2.400 start up, peringkat keenam dengan negara jumlah startup terbanyak di dunia, berpotensi terus berkembang, mengingat Indonesia penduduk terbanyak keempat di dunia,” tambah Rudy.
Dalam mencapai nilai tersebut, pengembangan talenta digital menjadi satu syarat utama atau fundamental dalam mendorong percepatan transformasi ekonomi dan keuangan digital.