Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Lingkungan Prancis Christophe Béchu menjelaskan bahwa pemerintah Prancis tidak perlu ragu lagi untuk membuat keputusan terkait pembatasan penggunaan air.
Hal tersebut dilakukan mengingat tingkat air tanah lokal yang sangat rendah.
Béchu mengatakan bahwa pemerintah telah membunyikan alarm tanda bahwa keputusan tersebut perlu segera dipatuhi melihat situasi yang kini dihadapi oleh Prancis.
Dilansir dari Reuters (7/3/2023), pengumuman tersebut dikeluarkan setelah Béchu melakukan pertemuan virtual dengan para prefek guna memperoleh gambaran terkait kondisi air pada negara.
Menurut situs pemerintah Propluvia, saat ini Departemen Pyrenees Orientales, Bouches-du-Rhone, Var dan Ain di Selatan dan Timur negara tersebut mengaktifkan peringatan kekeringan tepat di bawah merah, yaitu kuning atau oranye.
Sementara itu, dua departemen lain yakni Yvelines pada bagian barat Paris dan Savoie, bagian Timur negara tersebut sudah memberi peringatan tingkat rendah atau kewaspadaan.
Baca Juga
Kabarnya, pihak kementerian akan menghubungi prefek setelah tanggal 15 yang di mana pada tanggal tersebut diperkirakan hujan akan turun.
"Kami menaruh harapan besar dalam beberapa hari ke depan ketika hujan diperkirakan akan turun di sebagian besar wilayah Prancis, namun tidak di semua tempat,” ujar Béchu.
Krisis pada tingkat air di musim panas yang lalu ternyata berpengaruh pada tingkat produksi pembangkit listrik tenaga air. Tidak hanya itu, daya pada pembangkit nuklir Prancis yang menggunakan air sungai sebagai pendingin reaktor pun turut terkena dampaknya.
Kementerian menjelaskan bahwa sebelum akhir Maret, akan ada rencana yang diterbitkan mengenai pengelolaan sumber daya air nasional.