Bisnis.com, JAKARTA – PT Pupuk Indonesia (Persero) menghabiskan dana Rp1,7 triliun untuk membangun pabrik pupuk NPK, melalui anak usahanya Pupuk Iskandar Muda (PIM). Dana tersebut membengkak Rp500 miliar dari perencanaan sebesar Rp1,2 triliun yang diumumkan pada 2019 lalu.
Juru Bicara Pupuk Iskandar Muda Dedi Ikhsan menyebut, tambahan dana Rp500 miliar tersebut digunakan untuk membiayai yang dikeluarkan saat masa commissioning berlangsung.
“Biaya bunga pinjaman kredit investasi [IDC], biaya bahan baku selama masa commissioning dan bea masuk, bea pajak, dan lain-lain sebesar Rp500 miliar,” ungkap Dedi saat dihubungi Bisnis pada Sabtu (11/2/2023).
Sementara itu, senilai Rp1,2 triliun lainnya, menurut Dedi, digunakan untuk membiayai kebutuhan pembangunan pabrik lainnya, seperti biaya perencanaan dan pembangunan fasilitas pendukung.
“Rp1,2 triliun untuk biaya plant dan fasilitas pendukung,” tambah Dedi.
Dalam catatan Bisnis, pembangunan pabrik NPK Pupuk Iskandar Muda dimulai sejak 2019 lalu dan ditargetkan akan rampung pada tahun 2021.
Pupuk Iskandar Muda membangun pabrik pupuk NPK di Aceh dengan kapasitas 500.000 ton. Adapun, nilai investasi yang direncanakan mencapai Rp1,2 triliun.
Seperti diberitakan sebelumnya, Pupuk Indonesia membesut pabrik baru yang dikhususkan untuk produksi NPK, lantaran produksi NPK masih terbatas dan jauh di bawah produksi pupuk urea.
Selisih ini bisa dilihat dari jumlah pupuk urea yang direncanakan akan diproduksi pada 2023, yakni sebesar 7,78 juta ton, sementara NPK hanya sebanyak 3,58 ton.
Vice Presiden Penjualan Wilayah 3A Pupuk Indonesia Aviv Ahmad Fadhil menyebut, hal tersebut dipicu akibat terkendalanya fasilitas produksi pupuk NPK. Meskipun, penambahan fasilitas produksi ini tidak membuat kapasitas produksi NPK bisa menandingi kapasitas produksi urea.
“Tujuan akhirnya bukan untuk mengejar [jumlah produksi] urea memang, tapi dibangun [untuk] menyeimbangkan [jumlah produksi NPK dan urea],” kata Aviv.