Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Belanja Pemerintah Berpotensi Menguat Tahun Ini

Bank Mandiri pun memperkirakan bahwa sumber pertumbuhan ekonomi 2023 akan bergeser ke aktivitas domestik.
Pekerja beraktivitas di proyek pembangunan perumahan subdisi di kawasan Ciseeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Perekonomian Indonesia pada tahun ini diperkirakan bakal melambat dengan struktur pertumbuhan ekonomi akan bergeser ke sektor domestik. Bisnis/Arief Hermawan P
Pekerja beraktivitas di proyek pembangunan perumahan subdisi di kawasan Ciseeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Perekonomian Indonesia pada tahun ini diperkirakan bakal melambat dengan struktur pertumbuhan ekonomi akan bergeser ke sektor domestik. Bisnis/Arief Hermawan P
Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) menilai bahwa perekonomian Indonesia akan melambat pada 2023 sebagai imbas dari kondisi global. Struktur pertumbuhan ekonomi akan bergeser ke sektor domestik.
Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro menilai bahwa pihaknya mengharapkan agar pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada 2023 dapat tetap tangguh. Namun, ketidakpastian ekonomi global akan turut berdampak terhadap Indonesia sehingga terdapat potensi pelambatan.
"Secara keseluruhan, kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan turun menjadi 5,04 persen pada 2023 dari perkiraan sebesar 5,17 persen pada 2022," ujar Asmo pada Selasa (31/1/2023).
Bank Mandiri menilai bahwa sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 akan bergeser dari sektor eksternal ke sektor domestik, karena ekspor yang berotensi melemah seiring dengan perlambatan ekonomi global. Harga komoditas pun diperkirakan masih rentan melemah sehingga tidak lagi memberikan berkah komoditas (commodity boom).
Menurut Asmo, konsumsi rumah tangga akan ditopang oleh inflasi yang terkendali dan kenaikan permintaan masyarakat pasca pencabutan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Belanja pemerintah pun diyakini akan naik pada 2023, setelah sempat terkontraksi pada 2022 akibat turunnya realisasi program pemulihan ekonomi nasional (PEN).
"[Belanja pemerintah] diperkirakan akan kembali tumbuh pada 2023, termasuk persiapan pemilihan umum pada 2024," ujar Asmo.
Selain itu, sumber pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi tetap akan bergeser dari investasi nonbangunan, khususnya investasi terkait komoditas, menjadi investasi bangunan dan struktur. Hal tersebut didukung oleh peningkatan anggaran infrastruktur 7 persen dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2023 dan pelaksanaan berbagai proyek strategis nasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper