Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengisahkan bahwa dirinya sempat tidak bisa menginap di salah satu destinasi hotel pilihannya ketika berlibur di Bali pada Desember 2022. Pasalnya, hotel yang dia inginkan penuh atau full book.
Sebetulnya, Sri Mulyani kala itu tidak memiliki rencana untuk berlibur. Namun, mendekati Hari Raya Natal 2022, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini rupanya mendapatkan libur selama 2 hari. Tak pikir lama, Menkeu tancap gas ke Bali.
Akan tetapi, liburan mendadak itu tidak berjalan manis. Bendahara negara itu terpaksa menginap di salah satu hotel yang bukan sama sekali menjadi pilihannya.
“Karena saya tidak punya rencana liburan, tetapi last minute tiba-tiba saya punya waktu selama Christmas 2 hari dan saya ingin pergi ke Bali. [Namun] berakhir dengan hotel yang tidak kita inginkan karena hotel itu sudah fully booked. Menteri Keuangan tidak bisa memesan,” ujarnya berseloroh dalam gelaran BRI Microfinance Outlook 2023, di Jakarta, Kamis (26/1/2023).
Meski demikian, Sri Mulyani mengatakan hal itu pertanda bahwa geliat konsumsi terjadi seiring dengan meningkatnya aktivitas masyarakat. Hal ini pada akhirnya mampu mendorong pemulihan di sejumlah sektor usaha setelah 2 tahun terakhir terdampak pandemi.
“Ini hanya menggambarkan cerita tentang pemulihan yang across the board, mulai dari akomodasi, makanan dan minuman, serta transportasi yang terkena dampak luar biasa,” tuturnya.
Dalam berbagai kesempatan, Menkeu meramalkan bahwa Indonesia akan menutup tahun 2022 dengan pertumbuhan ekonomi di kisaran 5,2 persen hingga 5,3 persen secara tahunan.
Sementara itu, sampai dengan kuartal III/2022, pertumbuhan ekonomi nasional tercatat sebesar 5,72 persen year-on-year (yoy). Menguatnya pemulihan ekonomi ditunjukkan oleh pertumbuhan pada kuartal III/2022 dibandingkan kuartal sebelumnya, yakni 1,8 persen secara kuartalan.
Selaras dengan ramalan Sri Mulyani, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo juga meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 akan tumbuh kuat di atas 5 persen atau sesuai dengan target 5,3 persen sepanjang tahun lalu.
“Pertumbuhan ekonomi RI 2022 diperkirakan bias ke atas pada kisaran 4,5-5,3 persen, didorong kuatnya kinerja ekspor dan membaiknya konsumsi rumah tangga dan investasi non bangunan,” ujarnya dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI beberapa waktu lalu.
Pada tahun ini, Perry memperkirakan laju pertumbuhan ekonomi dalam negeri memiliki potensi melambat. Proyeksi tersebut seiring dengan perlambatan ekonomi di tingkat global.